Tampilkan di aplikasi

Iman tumbuh, jiwa raga sehat

Majalah Mulia - Edisi 09/2018
27 September 2018

Majalah Mulia - Edisi 09/2018

Anak yang kuat adalah anak-anak yang sejatinya memiliki kekuatan dari jiwa atau ruhiyahnya.

Mulia
Pemerhati keluarga, Bendri Jaisyurrahman mengatakan, salah satu indikator suskesnya kepengasuhan dapat dilihat dari anak-anak yang kuat. “Tidak mudah stres, galau, atau depresi. Kalau orangtua mendapati anak seperti ini, maka perlu melakukan evaluasi terhadap pola dan sistem kepengasuhan,” saran Bendri saat menjadi pemateri seminar parenting di Bogor beberapa waktu lalu.

Menurut Bendri, anak yang kuat adalah anak-anak yang sejatinya memiliki kekuatan dari jiwa atau ruhiyahnya. “Inilah PR orangtua zaman now. Di mana, bukan lagi mementingkan akal dan jasadnya saja, tapi justru yang paling utama adalah ruhiyahnya.” Konsultan masalah keayahan ini melanjutkan, manusia terdiri dari 3 unsur yaitu akal, jasad serta ruh. Orang Barat menyebutnya dengan istilah mind, body, dan soul.

“Akal punya asupan seperti membaca, diskusi, berpikir. Dari situ akal akan terus bekerja sehingga tidak pikun. Jasad punya asupan berupa makan dan minum yang cukup. Nah ruhiyah manusia termasuk anak, butuh asupan seperti shalat fardhu dan sunah, majelis ilmu, dan lain sebagainya,” Bendri memaparkan.

Nah yang menjadi masalah orangtua zaman now seperti saat ini, kata Bendri, adalah hak-hak yang dipenuhi orangtua kebanyakan asupan akal dan jasad saja. “Sehingga jangan heran, banyak kita dapati anak-kelihatan kuat badannya, tapi ternyata jiwanya lemah.” “Tampang TNI, hatinya hellokity. Kenapa demikian? Karena asupan ruhiyahnya tidak terpenuhi,” selorohnya melanjutkan.

Besarkan jiwa, bukan fisiknya. Menurut Bendri, untuk mendidik anak supaya berkualitas, orangtua harus membesarkan jiwanya. Bukan fisiknya. “Karena maaf, orangtua seringkali mendidik dengan pola dendam masa lalu. Dulu, kita makan serba kurang.
Majalah Mulia di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Edisi lainnya    Baca Gratis
DARI EDISI INI