Tampilkan di aplikasi

Amal dapat mengubah diri sendiri

Majalah Mulia - Edisi 02/2019
7 Februari 2019

Majalah Mulia - Edisi 02/2019

Akhirnya perubahan kebiasaan semakin mendekati keberhasilan. Guratan kebiasaan baru telah digoreskan pada pikiran kita dan kita bisa beralih ke guratan baru itu dari guratan kebiasaan lama. / Foto : SplitShire/pixabay

Mulia
Mengapa banyak orang menghabiskan waktunya untuk kongkow, ngobrol sana-sini, bermain catur dan beragam aktivitas kurang bermanfaat lainnya selama berjamjam bahkan sepanjang malam? Jawaban sederhananya, boleh jadi karena tidak ada target amal, tidak punya target eksekusi yang jelas, sehingga hidup dibuatnya santai, leha-leha, yang penting enjoy. Tentu saja prinsip demikian bukan ajaran Islam dan ditolak oleh rasio manusia yang berpiir progresif.

Lantas, apa yang harus dilakukan agar diri terbebas dari kebiasaan buruk dan akhirnya gemar melakukan amal kebaikan? Asti Musman, dalam bukunya Focus 5.0 memberikan langkah-langkah melakukan perubahan diri.

Pertama, membuat komitmen. Kita mulai dengan mendedikasikan diri kepada tujuan kita, sehingga menduduki prioritas yang tertinggi. Banyak orang yang melangkahi tahap ini.

Kedua, membuat strategi. Rencanakan strategi yang matang. Kembangkan taktik yang memodifikasi tahapan kebiasaan.

Ketiga, permudah. Perubahan itu sederhana, yaitu sikap memutuskan untuk bertindak beda, mengingatkan pada diri sendiri untuk terus maju, dan menoleransi ketidaknyamanan ringan.

Keempat, ambivalen. Tahapan ini muncul saat kita mulai mengubah kebiasaan. Akan tetapi, belum mengalami kemajuan yang pesat. Pikiran kita mungkin akan berkata, “Ini membutuhkan waktu yang lama” atau “Ini terlalu sulit.” Padahal, kita telah berusaha melakukan perubahan, tetapi baru sedikit yang kita rasakan dan hampir menyerah.

Kelima, terlalu percaya diri. Karena bertahan pada kebiasaan yang baru memerlukan sedikit perjuangan, kita biasanya akan terlalu percaya diri sehingga kita merasa bisa bersantai. Fase ini hampir tidak terelakkan. Akan tetapi, jika kita waspada, kita bisa mengurangi dampaknya.
Majalah Mulia di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Edisi lainnya    Baca Gratis
DARI EDISI INI