Internet, hampir tidak ada lagi orang di Indonesia yang tidak mengenal kata ini. Kemkominfo dan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menjelaskan bahwa di negeri ini sudah ada 143 juta orang pengguna internet sepanjang 2017. Tentu terus meningkat pada 2018 dan memasuki 2019 ini. Sekalipun tentu saja masih ada yang jarang atau bahkan “menghindar” karena ketidaktertarikan memberikan respon seperti generasi milenial terhadap smartphone.
Namun, hal yang sangat penting disimak adalah bagaimana internet dapat memberikan nilai tambah bagi diri dan keluarga, terutama pada sisi yang dapat meningkatkan pengetahuan, wawasan, bahkan kesadaran beramal atas landasan iman dan taqwa. Dalam upaya tersebut maka jelas dibutuhkan kesabaran mencari dan menemukan akun di media sosial yang dapat memberikan nilai tambah pada pengetahuan, wawasan, dan pembelajaran.
Kemudian meninggalkan akun yang secara nyata tidak mendukung kebaikan diri. Kemudian, jadikan youtube sebagai “kelas” sehingga yang kita lihat di Youtube adalah konten-konten positif, baik yang diisi oleh para ustadz MILENIAL kondang, maupun channel yang tidak populer, namun memberikan konten positif dan konstruktif.
Menariknya, belakangan kesadaran berinternet sehat mulai tumbuh, utamanya di kalangan anak muda. Harian Republika (11/1/19) merilis hasil studi bahwa anak muda lebih percaya ustadz.
Dalam riset itu disebutkan bahwa anak muda lebih percaya ustadz dan mengidolakan ustadz, karena kemampuan berpikir dan memaparkan persoalan secara modern, sehingga dosen atau guru agama banyak ditinggalkan. Hal tersebut dinilai karena memang dakwah di internet tak banyak dilakukan oleh para Internet, hampir tidak ada lagi orang di Indonesia yang tidak mengenal kata ini.
Kemkominfo dan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menjelaskan bahwa di negeri ini sudah ada 143 juta orang pengguna internet sepanjang 2017. Tentu terus meningkat pada 2018 dan memasuki 2019 ini.
