Ramadhan, menjadi pribadi terbaik

Jika Ramadhan adalah bulan terbaik, di dalamnya ada hari terbaik, bahkan lebih baik dari 1000 bulan, maka sudah sepantasnya diri ini berupaya menjadi pribadi terbaik dalam pandangan Allah . Dalam hal yang paling umum di bulan Ramadhan adalah perintah puasa itu sendiri. Nah, sejauh manakah diri kita menempatkan puasa di dalam Ramadhan ini.

Apakah cukup seperti puasa orang awam, yakni puasa yang hanya mampu menahan diri dari makan dan minum, serta tidak melakukan hubungan suami- istri di siang hari. Jika, iya, maka diri kita akan kehilangan kesempatan emas untuk menjadi pribadi yang terbaik.

Atau kita ingin menjadikan puasa kita selayaknya puasa orang-orang khusus (khawas). Yakni puasa yang tak sekedar menahan diri dari makan dan minum serta berhubungan suami istri di siang hari.

Tetapi juga menjaga pendengaran, penglihatan, lisan, tangan, kaki, dan seluruh anggota badan dari segala perbuatan dosa dan maksiat.

Atau kita memang ingin menyiapkan puasa pada Ramadhan 1440 H ini sebagai puasa yang VVIP atau khawasul khawas. Imam Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin menjelaskan, puasa pada tingkatan ini adalah puasa yang sudah sampai pada tahap mampu mengendalikan hati (qalbu) dari jebakan hawa nafsu. Dan, mampu mengendalikan pikiran duniawi sehingga terhindar dari cara berpikir mengutamakan kehidupan dunia daripada akhirat.

Dalam 24 jam, hati dan pikirannya hanya tertuju kepada Allah. Akan tetapi, Imam Ghazali menegaskan bahwa puasa tingkat khawasul khawas itu hanya bisa dilakukan oleh para Nabi, Rasul, shiddiqon dan muqarrabin (orang yang selalu ingin dekat dengan Allah).

Sekalipun demikian tingkatannya, hendaknya kita tidak menjalani Ramadhan 1440 H ini dengan puasa yang sekedar puasa, sedekah sekedar sedekah, atau tilawah dan ibadah dengan sekedarnya saja.

Berupaya terus memperbaiki tentu lebih baik. Dan, insya Allah inilah moment terbaik kita menjadi lebih baik dan terbaik di hadapan Allah. Setidaknya dari Ramadhan ke Ramadhan yang selama ini kita lalui. Semoga Allah mudahkan jalan kita untuk semakin baik dan menjadi pribadi terbaik dalam pandangan-Nya. Allahu a’lam.*/Imam Nawawi

Sampul
Salam: Ramadhan, menjadi pribadi terbaik
Daftar isi
Surat pembaca
Jendela: Raih pahala terbaik
     Raih pahala terbaik dengan banyak sedekah
     Amalan-amalan yang dianjurkan di bulan Ramadhan
Muzakki: Ibu Hj. Sundari: Sedekah untuk melatih kepekaan diri dan merasakan nikmat Allah
Inspirasi alam: Lebah: Inspirasi kebaikan
Kajian: Hati yang selamat dari siksa Allah
Nasihat ayah: Allah mencukupkan kebutuhan penuntut ilmu
Kolom: Signal dari ananda, jadilah sahabatku!
Sosok: Tak gentar hadapi ujian, demi tegaknya peradaban di way kawan
Konsep diri: Merancang arus sukses
Pandangan: Sebelum terbit dan terbenam matahari
Renungan: 5 Pintu masuk setan dalam diri manusia
Inspirasi: Allah tolong hamba yang suka menolong sesama
Quote ulama: Berserah diri kepada Allah
Tokoh: Jangan biarkan Ramadhan tanpa berkah
Kiprah dai: Semarakkan Ramadhan di pedalaman
Amalan: Amalan sunnah penuh berkah
Tazkiyatun nafs: Kebaikan berbuah kebaikan
Fadhilah: Malam dan keutamaanya
Tafakkur: Puasa dan kesholehan diri
Figura
Wakaf: Sekali wakaf, sejuta manfaat
Program Ramadhan: #Ramadhan, raih pahala terbaik
Fiqih: Mengapa perlu berzakat
Peradaban: Nilai spritual dalam peradaban Islam
Info grafis: Syarat zakat lahir maupun batin
Rahasia Zakat
Muslimah: Maksimal raih pahala ramadhan
Ruang utama: Ramadhan dan pendidikan anak kita
     Bersama anak manivestasikan iman dan taqwa
     Mengakrabkan keluarga dengan Al-Quran
Gaya hidup: Al-Quran dan kuatnya mental orang beriman
Hikmah: Nikmat i'tikaf
Wacana: Zakat sebagai wujud kerjasama untuk mencapai tujuan
Dzikir: Sebelum terbit dan terbenam matahari
Tadabbur: Al-quran kunci kebangkitan umat Islam
Spirit
Pendidikan: Jangan didik anakmu menjadi "yahudi"!
Ramadhan: Khutbah rasulullah menjelang ramadan tiba
Doa berbuka puasa
Perwakilan: Bangun SDM Indonesia unggul dengan senyum anak Indonesia
Quote: Nikmat dari Allah