Dalam buku Fikih Zakat on SDG’s disebutkan bahwa hingga akhir abad 20 kemiskinan masih menjadi beban dunia. Dan, dalam sejarahnya memang demikian. Bahkan, Organisasi Buruh Internasional (ILO), lebih dari 204 juta orang menganggur pada tahun 2015.
Zakat sebagai instrumen pemberdayaan dan pembangunan sudah semestinya dapat berkontribusi signifikan terhadap problematika tersebut. Dan, dalam kenyataannya memang demikian, melalui beragam program pemberdayaan di bidang ekonomi, secara perlahan peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat diwujudkan.
Seperti yang dilakukan oleh BMH Perwakilan Jawa Timur dengan Program Pemberdayaan Ekonomi “Bantuan modal usaha Bawang Prei” Muallaf Suku Tengger Senduro Lumajang Jatim.
Manajer Program dan Pemberdayaan BMH Perwakilan Jawa Timur, Imam Muslim menjelaskan bahwa program tersebut memang strategis, terutama dalam upaya meningkatkan kesejahteraan, dimana masyarakat dapat berdaya atau bekerja dengan baik dan meningkat terus menerus produktivitasnya.
“Budidaya bawang prei merupakan mata pencaharian utama bagi warga Muallaf suku Tengger, kontur tanah dengan pH netral serta suhu udara harian ratarata 18-25°C di wilayah perbukitan, sangat cocok untuk budidaya sayur-mayur termasuk bawang prei.
Program ini akan menjadikan warga setempat produktif, bekerja dengan hasil yang layak bahkan maksimal, sehingga tercipta kesejahteraan dan kemandirian ekonomi,” terangnya. Ketika program ini dijalankan dan didukung oleh CIMB Niaga Syariah, warga sangat antusias.
“Alhamdulillah, gayung bersambut, sebanyak 20 penerima manfaat siap melaksanakan program ini dengan komitmen kuat, bahkan siap mengikuti setiap kesepakatan yang ditentukan dan telah disepakati antara BMH dan warga,” imbuhnya.
