Tampilkan di aplikasi

Makanan jiwa anak kita

Majalah Mulia - Edisi 07/2019
2 Juli 2019

Majalah Mulia - Edisi 07/2019

Pendidikan makanan jiwa anak kita

Mulia
Sebagian orang tua memahami bahwa bekerja, mendapatkan uang adalah bagian dari tanggung jawab utama di dalam mendidik anakanak. Dapat makan enak, minum yang menyegarkan, dan gii yang memadai, menjadi target dari banyak orang tua.

Tentu saja tidak salah. Tapi penting diingat, anak-anak tak hanya butuh makanan untuk tubuhnya, tetapi juga jiwanya. Suharsono dalam bukunya Mencerdaskan Anak menerangkan bahwa “Jiwaban spirit kita pun memelukan makanan, merasakan lapar, bisa menderita, dan sebagainya.

Hanya saja ketika jiwa dan spirit kita lapar, tidak mudah mendeteksi “rasa lapar” yang ditimbulkannya. Jiwa dan spirit yang sakit, juga tidak menimbulkan rasa sakit secara fisik.” (halaman: 86). Lantas apa makanan jiwa itu? Lebih lanjut Suharsono menjelaskan, bila kita merujuk kepada Al-Quran, yakni ayatayat pertama yang diturunkan-Nya.

Akan ditemukan jawaban yang pasti tentang makanan jiwa tersebut, yakni sebagaimana tertera di dalam ayat 1 sampai dengan ayat 5 Surah Al-‘Alaq. Ayat tersebut dinilai merupakan jawaban tuntas terhadap persoalan paling mendasar yang dihadapi umat manusia.

Ayat ini pula yang dinanti-nantikan oleh Rasulullah selama bertahun-tahun dalam masa kontemplasi, memikirkan keadaan masyarakat yang dirundung beragam kerusakan, ekadensi moral dan dehumanisasi. Dalam 5 ayat itu juga dapat kita temukan makanan bagi jiwa. Pertama, berkenaan dengan Tuhan sendiri, Dzat yang menciptakan manusia, asal segala sesuatu dan Wujud Yang Mutlak.
Majalah Mulia di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Edisi lainnya    Baca Gratis
DARI EDISI INI