Unggul dan bermanfaat
Ramadhan adalah hadiah dari Allah bagi umat Nabi Muhammad agar secara mudah dan cepat mendapatkan gelar taqwa. Namun, kemudahan itu sendiri juga membutuhkan pemahaman, komitmen dan kesungguhan kita sendiri di dalam menjalani hari di bulan suci ini. Ramadhan momentum terbaik untuk menjadikan diri kita unggul, bukan semata ibadah tetapi juga kecerdasan, sosial, dan tentu saja kemaslahatan bersama.
Hal ini karena dalam Ramadhan kita tidak ditempa melalui ragam ibadah mahdah semata, tetapi juga tuntutan berpkir melalui tadabbur Al-Quran, memperdalam ilmu dalam ragam kajiankeislaman, kepekaan sosial melalui infak dan sedekah, serta menghadirkan kemaslahatan bersama melalui kewajiban menunaikan zakat.
Dalam kata yang lain, peluang untuk menjadi manusia unggul sekaligus bermanfaat telah terhampar luas bagi setiap insan beriman. Kalau berkaca pada semangat para ulama terdahulu dalam hal ibadah maka inilah saatnya kita memiliki motivasi kuat dalam melakukannya, utamanya dalam perkara sholat berjama’ah.
Asy-Sya’bi rahimahullah berkata, “Tidaklah adzan dikumandangkan semenjak aku masuk Islam melainkan aku telah berwudhu saat itu.” Dalam hal sedekah, Nabi telah memberikan teladan jelas. “Nabi adalah orang yang paling gemar bersedekah. Semangat beliau dalam bersedekah lebih membara lagi ketika bulan Ramadhan tatkala itu Jibril menemui beliau.
Jibril menemui beliau setiap malamnya di bulan Ramadhan. Jibril mengajarkan Alquran kala itu. Dan Rasul adalah yang paling semangat dalam melakukan kebaikan bagai angin yang bertiup.” (HR. Bukhari).
Semoga Allah berikan kekuatan kepada diri kita untuk mengisi Ramadhan secara maksimal dan optimal, sehingga mampu menjadi pribadi yang bertaqwa, yakni pribadi unggul dan bermanfaat bagi seluas-luas kehidupan umat manusia.