Tampilkan di aplikasi

Bayi sering gumoh, wajarkah?

Tabloid Nakita - Edisi 960
7 September 2017

Tabloid Nakita - Edisi 960

Meski banyak orang yang mengatakan bahwa gumoh pada bayi wajar, tapi sebenarnya yang disebut wajar itu seberapa sering sih, seberapa banyak, dan bagaimana membedakan gumoh dengan muntah? / Foto : iStock

Nakita
Benar, Ma, kalau dikatakan gumoh itu wajar terjadi pada bayi. Mama pun tentu sudah mengetahui bahwa yang dimaksud gumoh adalah keluarnya cairan putih dari mulut bayi, terutama setelah ia diberi susu. Terjadinya gumoh berkaitan dengan salah satu fungsi organ bayi yang belum sempurna pada usia tersebut, yakni sfingter (katup lambung) yang ada di antara kerongkongan dan lambung.

Normalnya, bila ada minuman yang masuk ke kerongkongan, sfingter akan membuka. Sebaliknya, saat makanan/minuman masuk ke lambung dan kerongkongan telah kosong, maka sfingter akan menutup. Nah, pada bayi, kadang sfingter tak berfungsi optimal, bisa membuka sendiri meski tak ada bahan makanan yang masuk.

Akibatnya, aliran dari lambung akan kembali ke kerongkongan. Gumoh juga terjadi lantaran ukuran lambung bayi yang masih sangat kecil (seukuran bola pingpong). Gumoh akan terjadi jika volume susu yang ditelan melebihi kapasitas lambung. Sampai usia 4 bulan, lambung bayi hanya dapat menampung susu dalam jumlah kecil setiap kali minum.

Gumoh akan berkurang dan menghilang sendiri saat bayi mencapai usia 18-24 bulan karena di usia ini ukuran lambungnya sudah lebih besar dan katup lambung sudah lebih kuat. Selain itu, ketika bayi sudah mendapatkan makanan padat, makanan jenis ini lebih dapat tertahan di lambung dibanding makanan cair yang sangat mudah memicu terjadinya aliran balik atau refluks. Untuk mengurangi gumoh, jangan lupa untuk selalu menyendawakan bayi setiap kali usai menyusu.
Tabloid Nakita di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI