Mama-Papa tersayang...
Dari manakah kita mendapatkan ilmu parenting? Saya sepakat dengan Tantri Kotak (dia menceritakannya di halaman 4-5 edisi ini, red). Pertama didapat dari pengalaman saat kita dibesarkan orangtua, sharing dengan para mama, dan tentu saja dari berbagai informasi, baik dari seminar, buku, dan digital.
Karena dipengaruhi berbagai hal, gaya pengasuhan yang satu dengan lainnya tak pernah ada yang persis sama. Ada Mama yang senang sekali membantu apa pun buat anaknya. Baginya, tugas orangtua itu ya salah satunya "melayani" anak. Bahkan, saat anak punya PR pun Mama terlibat penuh membantu mengerjakan.
Ada juga orangtua yang belum melepas anak bermain bersama temannya tanpa pengawasan sama sekali. Khawatir berantem, khawatir terjatuh, dan sejumlah kekhawatiran lain. Tak ingin sama sekali anak mengalami sebuah kesulitan. Hhmmm... bolehlah Ma, kita "menepi" sedikit mempertanyakan hal tersebut pada diri sendiri. Bila kita bersikap demikian, apakah mungkin anak itu tumbuh menjadi tangguh kelak? Kita ibarat drone yang mengintainya terus, baik dari jauh maupun dekat.
Dengan dalih cinta, kita melindunginya secara berlebihan. Mungkin anak itu tampak bahagia, tapi kita tidak sadar sedang menjerumuskannya untuk menjadi "kerdil" jiwa. Jangan Ma-Pa. Berilah sedikit ruang untuknya agar berkembang menjadi dirinya.