Tampilkan di aplikasi

Rambut bayi harus digundul agar tebal?

Tabloid Nakita - Edisi 971
9 November 2017

Tabloid Nakita - Edisi 971

Menurut orangtua, rambut bayi digundul agar tebal. Benar enggak, sih? / Foto : iStock

Nakita
Sesuai saran orangtua, Mama bersiap mencukur rambut si kecil sampai gundul. Katanya sih, dulu Mama pun digundul waktu kecil. Hingga sekarang, belum ada referensi kesehatan yang merujuk adanya kaitan antara cukur rambut dengan ketebalan rambut. Rambut bayi bisa saja tumbuh tebal tanpa digunduli.

Atau sebaliknya, ada juga sebagian bayi yang walaupun sudah digunduli tetap saja rambutnya tipis. Artinya, tebal atau tipisnya rambut bayi bergantung pada folikel rambut yang dipengaruhi oleh faktor genetik dan gizi. Jika jumlah folikelnya sedikit, digunduli berapa kali pun, rambut anak tidak akan lebat.

Berbicara tentang genetik tidak hanya berhenti di ayah ibu, tapi juga kakek nenek, kakek buyut nenek buyut, dan seterusnya. Artinya, boleh jadi kedua orangtua berambut tebal, tapi anaknya berambut tipis, setelah ditelisik lebih jauh, mungkin saja rambut tipis si kecil diturunkan kakek atau kakek buyutnya yang memiliki bawaan rambut tipis.

Boleh dibilang, mencukur rambut bayi saat genap berusia 40 hari hanya sekadar meneruskan tradisi. Setelah digundul menjadi tebal atau tidak, toh ada banyak manfaat mencukur rambut bayi yang bisa diperoleh, di antaranya:

• Memudahkan proses pembersihan rambut. Kulit kepala bayi masih memproduksi kelebihan lemak akibat pengaruh sisa hormon ibu (androgen). Akibatnya, kulit kepala bayi gampang lengket selain karena produksi keringat yang banyak pada sebagian bayi.

• Memudahkan kontrol kesehatan kulit kepala. Dengan dicukur pendek, orangtua jadi lebih mudah mengontrol kondisi kulit kepala bayinya. Apakah terjadi iritasi akibat sampo yang tidak cocok, ada bisul, tumpukan lemak, luka kecil, dan sebagainya.
Tabloid Nakita di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI