Membayangkan wajah bayi yang akan lahir jadi hal yang otomatis dilakukan oleh mama menjelang bersalin. Bayangan yang muncul, sekaligus yang didambakan, pastilah bayi montok dengan mata jernih dan kulit yang mulus bersih. Rambutnya juga lebat... Kira-kira, situasinya persis seperti ketika kita dulu membayangkan punya pacar ganteng yang lantas berlanjut jadi suami.
Kenyataannya, suami Mama sekarang mungkin bukan mantan cowok paling ganteng di sekolah atau di kampus. Namun begitu, Mama akhirnya tahu, semakin serius suatu hubungan, semakin enggak penting yang namanya penampilan fisik, dan mantaplah kita memilihnya menjadi pasangan hidup.
Begitu juga soal seperti apa wajah dan fisik si kecil. Meski mungkin ada sedikit rasa “kecewa” karena ia lahir dengan berat pas-pasan, kulit keriput, dan rambut tipis, toh pada pandangan kedua, kita akan mencintainya dengan sepenuh hati.
Percaya deh, biasanya inilah cinta sejati. Cinta tak bersyarat yang akan menjadi sumber kekuatannya menjalani hidup.