Tampilkan di aplikasi

Puasa dan lebaran, waktu yang tepat untuk detoks

Tabloid NOVA - Edisi 1479
27 Juni 2016

Tabloid NOVA - Edisi 1479

Puasa dan Lebaran identik dengan makanan berlimpah. Biasanya menu yang tersaji mengandung lemak tinggi, bersantan, dan kue-kue serba manis. Alhasil, pola makan jadi berantakan. Siasati godaan nyemil dan nafsu makan yang memuncak dengan melakukan detoks selama puasa dan Lebaran. / Foto : istock

NOVA
Tak dipungkiri biasanya pada saat Lebaran orang cenderung mengonsumsi makanan secara berlebihan. Akibat pola makan dan pilihan menu yang kurang tepat-- yaitu banyak mengandung karbohidrat sederhana dan tinggi kadar gula (high glycemic index)—sehingga kadar gula darah dalam tubuh pun “meloncat” secara tiba-tiba.

“Efek bola salju dari ‘loncatan’ kadar gula darah ini akan mengganggu pola hormonal dan reseptor insulin-kortisol, sehingga memicu terbentuknya insulin resisten dini dan metabolisme yang cenderung mencetuskan inflamasi. Nah, lonjakan gula darah secara tiba-tiba ini akan juga menimbulkan rangsangan lapar 2-3 jam kemudian,” papar Krissnnanda David Budi Wartono.MD, Konsultan Estetika Medis dan Anti Aging Medicine, Klinik Utama DFIntegratif & Preventive Care, Bandung. Maka jangan heran bila jadi mudah lapar dan ingin kembali makan. Alhasil, setelah menjalani puasa 30 hari yang terjadi justru kenaikan berat badan serta risiko-risiko seperti masalah pencernaan, diabetes, hipertensi dan sebagainya.

Selain makanan yang dimasak sendiri oleh keluarga, tak sedikit fenomena menarik yang sering kita lihat di hari Lebaran. Salah satunya, banyak orang mencari jajanan favorit berupa mi bakso, karena selama berpuasa jarang mengonsumsinya. Memang, makanan berbahan dasar tepung menjadi kesukaan banyak orang di negara kita. Sebut saja, mi, lomi, bakmi, termasuk kue-kue, martabak, snack, dan sebagainya. Semua itu merupakan makanan yang nikmat dikonsumsi sepanjang masa.

Kemudian, di hari libur Lebaran pun, outlet atau restoran di mal-mal yang menghidangkan makanan cepat saji dipenuhi orang. Menu junk food juga sudah menjadi favorit banyak kalangan. “Padahal bila diperhatikan, menu-menu tersebut selain cenderung mengakibatkan berat badan bertambah juga berisiko menimbulkan penyakit lain.” Pola Makan Keliru Sebenarnya, kenaikan berat badan di saat Lebaran bukan semata-mata karena di satu hari itu seseorang banyak makannya.
Tabloid NOVA di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI