Tampilkan di aplikasi

Naila Novaranti, melatih terjun payung tentara puluhan negara

Tabloid NOVA - Edisi 1479
27 Juni 2016

Tabloid NOVA - Edisi 1479

Setelah menjadi staf pemasaran di perusahaan parasut asal Amerika, karier mantan sekretaris ini makin melesat. Kini, di usianya yang ke-34, Naila tak hanya menjadi pelatih terjun payung tentara dari berbagai negara yang akan mengikuti kompetisi, melainkan juga satusatuya wingsuiter perempuan di Indonesia. / Foto : Dok. pribadi

NOVA
Dulu, apa cita-cita Anda? Jadi pramugari. Saya pengin jalan-jalan keliling dunia. Tapi waktu kuliah malah ambil sekolah sekretaris, sayang tidak sampai selesai. Saya sempat bekerja sebagai sekretaris selama dua tahun di sebuah perusahaan minyak asal Amerika pada 2001. Selama bekerja di sana, saya sering bolakbalik ke Amerika.

Bagaimana akhirnya bisa jadi penerjun? Setelah jadi sekretaris, saya beberapa kali pindah kerja di perusahaan asing lainnya. Lalu, sejak 2006 sampai sekarang, saya bekerja di sebuah perusahaan parasut asal Amerika. Awalnya sebagai staf marketing untuk parasut militer. Basis saya di Jakarta, tapi kantor saya di Amerika. Saya jadi sering bertugas ke berbagai negara, antara lain Malaysia, Brunei, Singapura, Inggris, dan ke negara mana pun kantor menugaskan saya untuk melatih tentara mereka. Menjadi staf marketing untuk parasut membuat saya akrab dengan olahraga terjun payung. Orang-orang di lingkungan kerja saya banyak yang melakukan terjun payung. Akhirnya, saya juga ikut terjun karena ingin mencoba.

Apa yang Anda rasakan waktu pertama kali terjun? Meski awalnya digendong, tetap saja takut waktu pertama kali mau melompat dari pintu pesawat. Namun, saya ingat akan ada kamera yang akan mendokumentasikan. Saya enggak mau berpenampilan jelek, jadi terpaksa memberanikan diri. Ha ha ha. Kalau sekarang enak, yang mau terjun bisa belajar dulu di wind tunnel atau kolam angin. Kalau dulu, saya langsung lompat dari pesawat. Ternyata saya suka kegiatan ini.

Akhirnya, kantor memberi saya kesempatan ikut pendidikan atas biaya kantor. Selama tekad kuat, pendaratan berlangsung aman, dan berhasil menaklukkan the first ten times (10 kali terjun yang pertama), biasanya kita akan menyukainya. Sebagai murid, kita harus terbiasa dengan parasut, lapangan, dan ketinggian. Lama-kelamaan saya senang, malah jadi hobi. Apa yang membuat Anda menyukai kegiatan ekstrem ini? Tidak semua orang bisa punya foto (terjun) seperti itu.
Tabloid NOVA di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI