Wati, ibu dua anak ini kebingungan ketika ada obrolan tentang anak keduanya yang dikatakan termasuk generasi alfa. “Apa, sih, generasi alfa? Kok, putra saya yang bakal masuk SD tahun ini disebut generasi alfa? Ah, ada-ada saja, ya, istilah generasi sekarang ini,” keluh Wati kebingungan. Memang wajar kebingungan yang dialami Wati. Mungkin jika diajukan pertanyaan, termasuk generasi apakah Wati, ibu berkacamata ini belum tentu juga bisa menjawabnya. Penamaan anak yang lahir berdasarkan tahunnya memang banyak dipakai pada saat ini. Mulai dari generasi X, Y, Z, dan yang saat ini generasi alfa. Generasi alfa (Gen alfa atau Gen-A) adalah istilah untuk menyebut generasi yang lahir pada dan setelah tahun 2010. Jadi mereka yang sekarang duduk di SD kelas 1 atau TK berikut balita.
“Disebut generasi alfa karena generasi pertama yang lahir di era milenial atau abad ke-20 (McCrindle, 2015). Abad yang ditandai dengan penggunaan teknologi digital di berbagai aspek kehidupan,” kata Pinkan Margaretha, M.Psi., Psikolog. Penyebutan nama generasi dimulai dari generasi X lahir tahun 1965 – 1979, saat ini berada pada rentang usia 37 hingga 51 tahun. “Ditinjau dari teknologi digital, generasi ini disebut sebagai digital adaptives, artinya masih bersedia menggunakan dan menguasai teknologi yang dapat memfasilitasi kebutuhan kerja dan sosialnya.” Generasi Y lahir tahun 1980 – 1994, saat ini berada pada rentang usia 21 hingga 36 tahun. Sementara Generasi Z lahir tahun 1995 – 2009, saat ini berada pada rentang usia 7 hingga 20 tahun. “Ditinjau
dari teknologi digital, generasi ini disebut sebagai digital natives, artinya sejak dini telah terkondisi dengan teknologi digital dan terbiasa menggunakan teknologi tersebut untuk banyak aspek kehidupannya.” Generasi alfa pun termasuk dalam digital natives, lahir bersamaan dengan digunakannya iPad dan berbagai sosial media yang lebih banyak menggunakan gambar dan video, tidak hanya kata-kata dan musik.
