Seenak-enaknya di negara orang, memang lebih enak di negera sendiri. Astrid sangat merasakan hal itu. Bintang film Badai Di Ujung Negeri ini lebih suka menikmati Natal dan liburan akhir tahun di Jakarta.
“Aku lebih suka di sini, karena aku orangnya enggak individualis. Kalau menikmati view atau momen Natalan di Inggris, satu dua hari masih bisa bilang, ih, bagus ya, lucu. Di mana-mana ada lagu Natal. Tapi kan, enggak ada keluarga,” imbuh perempuan kelahiran Jakarta, 12 Juli 1986 ini.
Ia pun masih ingat betul setiap momen yang tercipta bersama keluarga. “Biasanya kita suka rebutan makanan, eh, paha ayamnya punya gue! Ha ha ha. Di sana, enggak ada keseruan kayak gitu, seperti ada yang kosong.
Akhirnya aku bilang sama suamiku, aku minta maaf kayaknya enggak bisa, deh, kalau Natalan enggak sama keluarga. Akhirnya kita sekali doang merasakan Natal di Inggris (2015), sisanya di sini,” kata Astrid yang rencananya akhir 2017 sudah kembali menetap di Jakarta lagi.
“Pokoknya yang paling berharga itu keluarga.
Di luar negeri mau salju kek, keren banget, gila bagus banget, itu cuma satu-dua hari.
Sisanya yang dicari juga makanan Indonesia.
Ini kembali pada dasarnya, aku memang orang kampung, ha ha ha.” Beruntung, sang suami yang berprofesi sebagai dokter bedah itu pun menuruti Astrid Kangen Natal di Tengah Keluarga Wajah Astrid Tiar lama tak muncul di layar televisi. Maklum saja, ibu dua anak ini sudah dua tahun belakangan menetap di Inggris untuk menemani suaminya, Gerhard Reinaldi Situmorang menyelesaikan pendidikan S3.
Astrid Tiar untuk menghabiskan waktu Natal bersama keluarga besar di Indonesia. “Rencananya, sih, kalau report cuaca di sana udah bagus, kita balik lagi ke sana. He he he,” ujar Astrid yang selama di Jakarta bersedia menerima beberapa tawaran pekerjaan di dunia hiburan.
Di momen Natal seperti ini, Astrid pun menyelipkan nilai-nilai khusus kepada kedua putrinya, Dialucita Annabel Estheressa Thiorina Situmorang (4) dan Isabel Althalya Natiar Situmorang (8 bulan). Khusus kepada si sulung, Astrid juga menanamkan bahwa Natal tak hanya sekadar menghias pohon Natal dan lagu-lagu Natal, namun juga harus berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi.