Tampilkan di aplikasi

Sungkui, kelezatan Melayu yang nyaris punah

Tabloid NOVA - Edisi 1539
6 September 2017

Tabloid NOVA - Edisi 1539

Daun pembungkusnya saja susah dicari. Apalagi makanannya. Lalu, bagaimana kalau telanjur ketagihan? / Foto : Aceng

NOVA
“Saya lihat menu sarapan masyarakat masih nasi kuning, atau bubur ayam. Itu sudah ada di mana-mana,” kata Puspa. Lalu? “Saya mulai berpikir untuk memberi sarapan berbeda, tapi satu macam saja. Lalu saya berpikir, kenapa enggak mencoba jualan sungkui,” ungkap Puspa.

Selanjutnya, Puspa Sari (43), pemilik kantin Pacuna di pinggir sungai Kapuas, kelurahan Tanjung Sekayam, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat itu setiap hari menyediakan sungkui, hidangan makanan khas Melayu Sanggau. Dan, Puspa bukan hanya memenuhi hasrat sebagian masyarakat sana yang teryata menyukai sungkui. Tapi lebih dari itu, bisa jadi ia menyelamatkan penganan Bumi Daranante yang nyaris punah.

Tambahan lagi, seingat Puspa, di sekitar Sanggau tidak ada yang menjual sungkui setiap hari. “Di tempat saya setiap hari,” ucap Puspa. Sungkui dibuat dari beras. Setelah dicuci bersih, lalu dibungkus dengan daun sungkui. Kemudian direbus selama kurang lebih 6 jam. Setelah matang, sungkui disajikan dengan lauk pauk yang terdiri dari opor ayam, kerupuk ikan, dan sambal nanas. “Itu memang pasangannya,” kata Puspa.

Puspa memulai usahanya beberapa bulan lalu. Dia mengolah satu ekor ayam yang dibagi 8 porsi. Meski seharga Rp25.000, tapi peminat makanan ini santai saja merogoh saku untuk mendapat seporsi sungkui. Selama ini sungkui biasanya hanya disajikan di hari-hari besar.

Semisal hari raya Idul Fitri, Idul Adha, di tempat resepsi perkawinan, atau khitanan. Kini, Puspa mengajak siapa saja untuk menikmati sungkui kapan pun dia mau. “Tidak perlu menunggu lebaran,” candanya. Penikmat sungkui di Kantin Pacuna berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari kalangan biasa sampai pejabat daerah.
Tabloid NOVA di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI