Tampilkan di aplikasi

Banyuwangi Ethno Carnival 2017, mengangkat keindahan kawah Ijen

Tabloid NOVA - Edisi 1552
21 November 2017

Tabloid NOVA - Edisi 1552

Kombinasi warna busana serta aksesori yang pas, ditunjang dengan koreografi yang bagus menghasilkan karya yang mengagumkan. / Foto : Gandhi

NOVA
Dari sudut panggung menyeruak belasan lelaki memikul belerang. Sederet dara cantik mengapit mereka dengan tubuh lincah, meliuk-liuk mengikuti irama gendang. Sesekali selendang warna kuning menyala ditebaskan lebar. Suasana bertambah sakral ketika asap dupa yang dibawa ketua adat menyebar menyeruak sampai ke angkasa.

Fragmen tari “belerang” yang dibawakan dengan apik itu jadi tari pembuka Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2017, Sabtu (11/11) lalu. Lantas, apa hubungannya antara belerang dengan perempuan-perempuan cantik? Kalau mau dicari hubungannya, mungkin ada. Namun yang pasti, tema yang diangkat BEC 2017 ini adalah “Majestic Ijen”.

Yang terinspirasi dari keagungan gunung Ijen dengan keindahan kawahnya, serta aktivitas penambang belerang di dalamnya. Tema itu melebur dalam pertunjukan, mulai tari-tarian, nyanyian, sampai pergelaran busana. Musik Banyuwangian yang didominasi gendang terdengar menghentakhentak indah, mengiringi suara penyanyi dengan syair lagu penuh makna.

Setelah penari mengakhiri penampilannya, dari sudut panggung yang sama muncul berurutan 160 orang, dari anak hingga dewasa mengenakan busana etnik mahakarya desainer lokal. Mereka berlenggak-lenggok berjalan di catwalk dari Taman Blambangan hingga Pendopo Kabupaten Kabupaten.

Keindahan dan kemewahan busana yang dikenakan ratusan model karnaval tersebut, tentu membuat takjub warga masyarakat yang memadati sepanjang jalan. Model yang tampil di sore yang cerah itu membawakan tiga tema busana: api biru, belerang, dan landscape.
Tabloid NOVA di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI