Tampilkan di aplikasi

Erupsi Gunung Agung, gemuruh malam hari bikin resah

Tabloid NOVA - Edisi 1554
7 Desember 2017

Tabloid NOVA - Edisi 1554

Kepulan asap tebal, hujan vulkanik, dan banjir lahar dingin mulai menghampiri Karangasem, Bali dan sekitarnya erupsi gunung agung pun makin meningkat lantas bagaimana keadaan lebih lanjut disana? / Foto : Eng

NOVA
Pagi itu, Sabtu (25/11) suasana di Desa Besakih, Rendang, Karangasem, Bali terus dipenuhi hujan seharian penuh. Tanpa sadar, di balik hujan nan deras itu, terlihat dari kejauhan kepulan asap tebal telah mengepul dari atas puncak Gunung Agung. Warga sekitar pun heran, apa yang tengah terjadi dengan tempat sakral bagi masyarakat Hindu di Bali itu.

Tepat di hari itu juga, rintik hujan pun perlahan bercampur dengan abu vulkanik yang rupanya berasal dari erupsi Gunung Agung. “Sampai saat itu, warga sekitar masih tenang dan belum beranjak dari rumah untuk mengungsi. Kami masih yakin Gunung Agung tak akan meletus,” ucap Jro Mangku Widiartha, seorang warga Desa Besakih yang juga aktif sebagai salah satu Pinandita Pura Agung Besakih bercerita kepada NOVA.

Abu vulkanik ini rupanya terus dirasakan mereka sepanjang hari. Akhirnya ketika Minggu malam (26/11), suasana mencekam makin terasa. Bukan lagi soal hujan abu atau kepulan asap tebal, melainkan suara gemuruh yang datang dari dalam perut gunung sangat jelas didengar telinga.

Bahkan dibarengi dengan getaran kecil, seakan mengusik nyenyaknya warga yang sedang terlelap tidur. Mereka hanya bisa berdiam di dalam rumah, menahan keresahan dalam diri perihal meningkatnya aktivitas gunung yang di luar dugaan. Keesokan harinya, Jro dan warga lainnya kembali dikagetkan dengan pertanda lain dari erupsi Gunung Agung. Udara segar di cerahnya pagi seakan berubah menjadi aroma belerang yang kian menyengat hidung.
Tabloid NOVA di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI