Jangankan berlatih, bagi Kahiyang Ayu, manortor mungkin hanya pernah didengar dan dilihatnya. Tapi, saat pertama kali harus menari tortor tak sedikitpun ia terlihat canggung. Senyum semringah selalu menghiasi bibirnya. “Kita saling belajarlah. Seperti air mengalir, saya mengikuti saja.
Tentunya senang dan saya nikmati,” kata putri kedua Presiden Jokowi yang kini lengkapnya, Kahiyang Ayu Siregar dan bergelar Namora Pinayungan Hasayangan. Kahiyang langsung menjalani prosesi adat begitu pertama kali menginjakkan kaki di rumah mertuanya.
Mulai upacara haroan boru, mangalehan marga, margalangga, mangulosi, dan lain-lain. Semuanya dijalani Kahiyang dan Bobby pada pesta adat dan resepsi pernikahannya itu di Medan. Tak hanya kedua mempelai, seluruh keluarga besar, para raja, dan tetua adat turut hadir dan mengikuti prosesi yang digelar selama tiga hari berturut-turut, 24-26 November lalu.
Meskipun untuk masuk ke lokasi setiap tamu wajib melewati pemeriksaan dengan X-Ray, suasana pesta tidak terlihat gemerlap. Sebaliknya suasana pedesaan begitu kental terasa. Lorong yang dilewati para tamu bagian langit-langitnya dipenuhi hiasan dedaunan yang dirangkai dengan lampu bambu bulat. Bagian kiri-kanan lorong terpajang foto-foto Kahiyang-Bobby.
Usai melewati lorong, para tamu baru masuk ke ruang resepsi. Di ruangan ini suasana pedesaan kian terasa. Kursi-kursi joglo, gubuk bambu, pohon-pohon pisang, aliran air bambu yang menimbulkan suara gemericik, ditambah dengan tumpukan jerami dan jagung-jagung, serta kulit jagung yang kering membuat ruangan jadi terlihat sempurna.
Sementara, dekorasi pelaminan ditata dengan desain etnik yang sangat menarik. Yang merupakan penggabungan dari ulosulos dengan beragam warna. Pada acara pesta adat dan resepsi, tamu dijamu dengan aneka makanan khas Mandailing dan juga makanan nasional.
