Halo Sahabat Nova, Dari semua hal yang bisa membuat saya deg-degan, salah satunya adalah menyupiri ibu saya. Bukan apa-apa, ibu saya juga pengemudi. Cukup mahir dan santun pula, sehingga gaya saya menyupir selalu jadi sansak kritiknya. “Nak! Kenapa sih harus ngebut-ngebut?” Atau “Nak! Apa kau enggak lihat itu ada motor keluar di kiri?” Dan berbagai ‘Nak, ini’, ‘Nak, itu’ lainnya. Jujur, kritik membangunnya sungguh membuat saya kagok dan senewen, tapi jadi berusaha sebaik mungkin saat menyetir.
Suatu kali, lagi-lagi saya di belakang kemudi dengan beliau di samping. Kami melihat sebuah mobil berjalan amat lamban. Posisinya pun tepat di tengah garis putus-putus. Entah di lajur mana sebenarnya dia mau bergerak. Ibu saya pun berkomentar, “Pasti cewek, nih, yang nyetir.” Singkat cerita, kami lalu mendapati bahwa pengemudi yang jadi perbincangan ternyata lakilaki! Yang sedang sibuk dengan gadget-nya.
Sebelum Sahabat Nova berkomentar soal omongan ibu saya, ketahuilah bahwa saya pun pernah melontarkan ucapan yang sama. Beberapa teman perempuan juga serupa. Dan kalau mau jujur, percakapan seperti ini mungkin pernah terjadi juga di keseharian Sahabat Nova. Rasanya ngenes, tapi jadi membukakan pikiran. Seburuk itukah cara menyetir kita, perempuan, sampai-sampai tanpa sadar kita pun melakukan generalisir terhadap kemampuan perempuan berkendara?
Pertanyaan sederhana itu menuntun kami membuat edisi khusus ini. Menurut para narasumber ahli, refleks perempuan khususnya dalam menyetir tidak sebaik laki-laki. Tapi bukankah hal ini bisa diantisipasi? Ada 1001 alasan yang bisa membuat kita jadi mengamini kekurangan dan pasrah. Atau malah menyalahkan pihak lain dan ‘memaksa’ sesama pengguna jalan untuk menerima (dan memaklumi) karena kita perempuan.
Saya sih malu, ya, seperti itu. Dan rasanya sebagai sesama perempuan yang berani dan mandiri, Sahabat Nova juga tak mau begitu, kan? Artinya, kita perlu sadar dan berusaha lebih keras lagi untuk terampil dan santun berkendara di jalan raya. Supaya di kemudian hari, kalau ada pengendara yang lambat di jalan tanpa kejelasan, tak lagi ucapan seperti di atas yang keluar dari mulut kita atau siapa pun. Salam hangat, Indira Dhian Saraswaty
Sampul
Etalase: Halo Sahabat Nova,
Selebritas: Luna Maya, Curhat Alasan Belum Nikah
Sarwendah, Alami Hal Mistis di Lokasi Syuting
Naysila Mirdad, “amit-amit ya jangan sampai aku diselingkuhi
“Arini” di Balik Layar Lupakan Versi Widyawati
Ernest Prakasa, jam 9 ke atas, waktunya berdua
Reuben Elishama, cinlok, dari lawan main jadi teman hidup
Nycta Gina, “Jeng Kelin” Persembahkan Lembar Putih buat Suami
Tips: Semakin adem, semakin nyaman
Taktik Cantik: Rileks dengan lelehan lilin
Busana: Dari bomber jacket sampai demi culotte
Isu Spesial: Gaya perempuan berkendala, "the power of emak-emak" yang bikin baper
Multitasking sumber malapetaka
Tak perlu kelihatan jadi perempuan di jalanan
Seperti kesayangan harus rajin diperhatikan
Tips Oto: Sebelum beli, kenali dulu sistem keamanannya!
Uji Dapur: Menu lengkap peningkat konsentrasi, bubur kacang merah
Sedap Sekejap: Ragam Ikan Gantikan Daging merah
Ragam Sayur: Mudah Dibuat, Banyak Manfaat
Dessert: Manis Segar dengan Antioksidan
Galeri: Oxford Shoes, model maskulin untuk penampilan feminim
Anda & Anak: Melatih si kecil percaya diri
Anda & Pasangan: Papa kerjakan itu, mama kerjakan ini
Kesehatan: Gigi bumil bermasalah, sang janin jadi susah
Tanya Jawab Psikologi: Suamiku seperti punya dua kepribadian
Griya: Carport menawan untuk kendaraan tersayang
Peristiwa: Pembunuhan dalam taksi online "dia anak baik, kenapa seperti ini balasannya?"
Ragam: Ritual Kulminasi matahari, telur pun bisa berdiri
HUT ke-104 Kota Malang, terus bertumbuh dan setia melayani
Komunitas: Queenrides, ngopi cantik agar aman berkendara
Kuliner: Etnokop, kopinya disukai perempuan
Wisata: Aek Sinorni, air terjun berundak super jernih
Cerita Pendek: Merawat kenangan
Astrologi
Varia Warta