Tampilkan di aplikasi

Annisa Paramita, melupakan penghasilan tinggi demi sampah

Tabloid NOVA - Edisi 1597
8 Oktober 2018

Tabloid NOVA - Edisi 1597

Akhir pekan saja kerap dilewatkannya untuk mengurusi soal sampah. / Foto : NUGIE, DOK.PRIBADI

NOVA
Jika saja banyak orang seperti Annisa Paramita, pasti pemerintah tak begitu repot menangani sampah. Betapa tidak. Ketika banyak orang tak acuh bahkan masih saja membuang sampah sembarangan Annisa malah hariharinya menggumuli benda yang buat kita menjijikkan itu.

“Kalau bicara penghasilan, tentu lebih besar pekerjaanku yang lama. Tapi setelah dipikir-pikir, ternyata penghasilan bukan segalanya. Hatiku terasa lebih puas ketika tempatku bekerja bisa memberiku ruang untuk ikut berpartisipasi langsung dalam mengelola lingkungan. Utamanya lewat pengelolaan sampah yang baik. Makanya aku setuju ketika diajak bergabung,” sambung perempuan 35 tahun ini, santai.

Annisa, tentu tak hanya sekadar bicara. Sejak bergabung dengan Waste4Change pada Februari 2015 lalu, Annisa rajin mengedukasi masyarakat soal manfaat memilah sampah. “Kepedulianku pada lingkungan bukan karena tuntutan pekerjaan. Sejak dulu, aku memang sudah berkutat dalam pengelolaan lingkungan,” cerita Annisa serius.

Sebelum bergabung dengan Waste4Change, Annisa bekerja pada sebuah proyek pengembangan lingkungan, yang kemudian mempertemukan dirinya dengan Bijaksana Junior Sano, founder Waste4Change. Dari situlah, dia memutuskan meninggalkan pekerjaan lamanya dan bergabung dengan Waste4Change.

Sejak Waste4Change didirikan pada akhir 2014, Annisa berperan dalam membangun misi organisasi itu tentang kepeduliannya terhadap pengelolaan sampah. Kini, dengan menjabat sebagai Head of Communication and Engagement, kampanyenya soal manfaat memilah sampah kepada masyarakat kian tersalurkan.
Tabloid NOVA di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI