Beberapa kali saya suka membuat Instagram Story berupa cukilan percakapan dengan ibu saya. Judulnya “Convo with Mom”. Hampir semua isinya bernada bercanda dan dari pembicaraan sehari-hari. Mulai soal nyamuk di rumah, pentingnya termometer, sampai siapa yang akan menyetir pulang.
Mengerjakan edisi ini, saya jadi teringat bahwa dulu Ibu pernah berkelakar soal lokasi tinggalnya saat sudah tua, saat semua anakanaknya sudah berkeluarga. Kira-kira begini “Convo with Mom” yang terjadi.
Mom: Tadi Mama tanya ke adikmu, kalau Mama sudah tua kira-kira Mama akan tinggal di mana. Lalu dia jawab, “Mama tinggal aja sama saya.” Huhu, manisnya adikmu itu.
Me: Lho, kan, Mama juga bisa tinggal sama saya.
Mom: Iya, kata dia soalnya dia kan lebih punya banyak waktu buat urus-urus dan temenin Mama.
Ketika dulu terlibat pembicaraan ini, saya kesal dengan adik saya dan alasannya yang menurut saya sembarangan. Tapi melihat lagi ke belakang, sekarang saya sedih. Sungguh, rasanya tak ingin ibu saya berpikir kalau saya tak punya waktu untuknya.
Betul, ada kalanya kita sebagai anak merasa kesal dengan orangtua. Mereka mengatur, menilik setiap detail kehidupan kita, sampai kadang berkomentar yang menyakiti perasaan.
Orangtua sering mengkritik pilihan kita, membenarkan apa yang menurut mereka salah (meski menurut kita benar!). Tapi saat kita sakit, punya masalah, mereka jugalah yang pertama “terbang” menolong kita. Tak melihat lokasi, waktu, atau perasaan hati.
Itu parenting. Itu cinta, dan itu tak akan luntur berapa pun usia kita dan di mana pun kita berada. Tentunya setelah kini kita dewasa dan menjadi orangtua, kita paham dan berharap anak-anak kita pun akan melakukan hal yang sama bahkan lebih baik lagi.
Kalau Sahabat Nova sedang bertimbang tentang bagaimana menjaga orangtua di usia lanjutnya setelah Anda sudah mandiri dan berkeluarga, cobalah baca halaman Isu Spesial NOVA kali ini.
Mungkin saja niat untuk menjaga dan menemani orangtua semakin menguat. Bukan karena “harus” tapi karena mereka telah lebih dahulu memberikan kado istimewa bagi kita berupa kasih yang tak bisa kita balas.