Harta Yang Paling Berharga. Sahabat NOVA, kalau biasanya saya cerita tentang Mama saya, edisi kali ini perkenankan saya ganti cerita soal adik saya. Tanggal ulang tahun kami hanya terpaut 4 hari tapi jarak tahunnya cukup jauh. Jadi karakter kami ada yang sama, ada juga yang bertolak belakang sampai-sampai saya kewalahan memahaminya. Bertengkar? Wuah, sering banget! Aksi tutup mulut? Enggak cuman 4-5 kali.
Sakit hati karena perlakukan satu sama lain sampai menangis? Itu juga pernah. Sahabat NOVA mau tahu ucapan terima kasih di skripsinya pada saya apa? Saya berterima kasih pada kakak saya yang selalu bersedia uangnya dihabiskan untuk Uber dan cemilan saya. Duh, langsung tepok jidat saya bacanya.
Kenapa tidak berterima kasih karena saya mau mengantar jemputnya bimbingan sampai larut malam. Atau tetap sabar saat dia menjawab saya dengan nada tinggi dan menutup pintu kamar kala sedang dinasihati. Anehnya, setelah bertengkar dan puasa menyapa beberapa hari, bisa, lho, dia datangi saya lalu mendadak kasih cerita lucu. Saya juga bisa langsung menanggapi dan kami lalu terbahak bersama. Seakanakan tak pernah ada problem sebelumnya.
Kalau dia seminggu lebih tak pulang dari tempat kos, saya rindu. Kalau suaranya terdengar sedih di telepon, saya luluh. Sebaliknya, kalau saya sedang bersusah hati, dia akan datang dan memeluk. Nah ini yang terbaik…ketika Mama menegur saya dengan keras, dia yang membela saya. Si adik memang kadang bikin kesal, tapi yang terutama dia membuat saya merasa berharga, dicintai, kuat, dan selalu punya “rumah” untuk pulang.
Mungkin ini wujud nyata dari pepatah Barat, blood is thicker than water. Pertalian keluarga lebih kuat dibanding yang lain. Seaneh bin ajaibnya perilaku si adik di mata saya (dan pasti begitupun sebaliknya!), kami selalu punya ruang bersama dalam hati dan pikiran satu sama lain, yang tak tergantikan oleh apa dan siapapun. Ruang yang diperuntukkan bagi kami dan hanya kami yang mengerti.
Nilai, relasi, kejujuran, serta pemahaman tentang makna keluarga itulah yang juga dimunculkan lewat film Keluarga Cemara. Kisah romantika kehidupan keluarga yang merupakan adaptasi cerita serial yang sempat muncul di Majalah HAI, lalu ditelevisikan tahun 1996. Itu pula alasan kenapa NOVA menganggap cerita Keluarga Cemara jadi sesuatu yang penting untuk kita resapi. Film ini bukan hanya sebentuk nostalgia, tapi pengingat sederhana buat kita bahwa keluarga tetap harta yang paling berharga.
Salam hangat,
Indira Dhian Saraswaty