Kita Bersama Audrey
Seminggu ini kita melihat hashtag (tagar) #JusticeforAudrey di berbagai akun media sosial. Beritanya juga bertebaran di berbagai media cetak, televisi, radio, dan online. Hampir semua menuntut hal yang sama: agar pelaku diberi hukuman seberatberatnya.
Sampai edisi ini turun ke percetakan, kami di NOVA masih terus menelusuri kisah lengkap kasus pengeroyokan siswi SMP oleh sekelompok pelajar SMA di Pontianak ini. Kita seperti tak habis pikir, kok bisa anak-anak bersiteru, memanas-manasi temannya, lalu berani menciderai fisik. Organ intim pula. Jika foto-foto yang beredar benar adanya, mereka juga tampak ringan selfie saat dipanggil ke kantor polisi. Sekali lagi, kasus-kasus seperti ini tak masuk akal sehat kita.
Kita jadi bertanya-tanya. Sekali lagi, jika info yang beredar benar adanya, apa yang salah sampai anak-anak bisa miskin empati bahkan keji seperti itu. Kok, bisa mereka mengajak dan ikut-ikutan menyakiti temannya? Salah pola asuh orangtua mereka kah? Sekolah? Pemerintah? Atau kita sebagai masyarakat? Persoalan ini juga jadi penting bagi NOVA karena kami percaya sesama perempuan harusnya saling dukung, saling jaga, saling bela.
Lalu, apa yang bisa kita lakukan agar anak-anak kita, laki-laki dan perempuan, tak ada lagi yang terlibat dalam hal semacam ini? Satu bahasan di edisi ini tentang bagaimana agar anak bisa jadi pemimpin yang tidak bossy mungkin bisa jadi awal diskusi kita, Sahabat NOVA.
Simak karakterkarakter yang menurut ahli diperlukan untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan yang baik pada anak, seperti empati dan kemampuan mengelola emosi. Lalu, bagaimana kita sebagai orangtua dan masyarakat bisa memberi contoh yang baik pada mereka.
Kami di NOVA yakin, saat kita semua memiliki keinginan yang sama untuk mulai bertindak, monster bernama bullying dan kekerasan, khususnya terhadap anak dan sesama perempuan, bisa kita hentikan bersama. Supaya tak ada lagi Audrey-Audrey lain di masa mendatang.
Salam hangat,
Indira Dhian Saraswaty