Tujuan lari: Sehat, popular atau...?
Lari adalah olahraga yang relatif murah. Sebab tak butuh alat khusus dan bisa dilakukan di mana saja. Prosesnya dimulai dengan pemanasan simpel: lari, kemudian melakukan pendinginan. Selesai. Tujuannya sederhana: untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh.
Kini, berkat teknologi dan media sosial, lari jadi kegiatan yang sedikit lebih rumit. Rutinitas lari jadi lebih panjang. Sebelum pemanasan, kita pilih outfit yang oke dulu.
Usai itu, buka dulu aplikasi di smartphone agar jarak tempuh, waktu, dan seterusnya, tercatat dalam program. Pilih playlist musik yang sesuai mood, baru mulai lari. Setelah pendinginan, upload data dari aplikasi tadi, beserta foto OOTD atau pemandangan jalur lari tadi ke media sosial.
Tujuannya masih sama dengan yang saya sebut di awal, tapi sekarang dengan tambahan: update status, mencari likes, menambah follower. Salah? Tidak, kok. Jadi kalau Sahabat NOVA melakukan itu semua, tenang. Saya tidak sedang memojokkan atau menghakimi Anda, hehe. Sebab memang itu kenyataannya sekarang.
Tujuan Lari: Sehat, populer, atau…? Saya malah mau mengajak Sahabat NOVA untuk membaca tuntas cerita lima pelari yang jadi bintang sampul edisi ini. Mereka doyan lari dan suka juga post kegiatan larinya di medsos. Tapi…mereka punya tujuan lain melakukan itu semua: untuk menggalang dana.
Nah! Ini satu hal yang mungkin bukan informasi baru buat kita, tapi bisa jadi belum pernah kita lakukan. Mengapa tidak mencobanya? Kisah mereka membuka mata bahwa lewat kegiatan sesederhana lari pun, kita bisa membantu orang lain. Dengan tujuan semacam ini, malah kita harus post di medsos agar lebih banyak orang tahu dan tergerak untuk ikut membantu.
Lagipula, lebih membahagiakan mana? Lari untuk sehat saja, lari untuk sehat dan populer di media sosial, atau lari untuk membantu orang lain? Jika berani pilih yang terakhir, dua tujuan pertama sudah pasti tercapai.
Salam hangat,
Indira Dhian Saraswaty