Banyak cara untuk bersuara. Saat perhatian kita banyak terarah pada isu penolakan sebagian masyarakat terhadap beberapa rancangan undang-undang yang dibuat DPR, gejolak di Papua, atau rencana pemindahan ibu kota, kita seperti diajak bertanya. Bagaimana kita, perempuan NOVA harus bersikap? Di mana posisi kita atas banyak isu tadi? Dengan semangat menjadi perempuan Indonesia yang berani dan mandiri, apakah kita lalu harus ikut turun ke jalan, misalnya. Atau ikut lantang bersuara di media sosial, contohnya.
Punya sikap itu penting. Tapi, pastikan kita memiliki semua informasi yang cukup sebelum bertindak. Saya rasa Sahabat NOVA setuju dengan hal ini, kan? Berani menyuarakan opini itu baik. Tapi alangkah bijak kalau semuanya didukung oleh pemahaman yang penuh dan tanggung jawab. Jauhlah kita dari mengambil sisi yang menuding. Mari kita latih diri untuk memakai kata-kata yang membawa ketenangan. Yang mempersatukan dan memperbaiki, bukan memecah atau merusak.
Isu-isu nasional tadi juga jadi perhatian NOVA. Dan apa yang diutarakan Hannah Al Rashid, aktris Indonesia yang juga vokal dengan isu seputar perempuan, ada benarnya. Dalam edisi NOVA kali ini, Hannah berujar bahwa dia bertekad memakai pengaruhnya untuk ikut mengedukasi masyarakat. Menyebarluaskan informasi yang benar.
“Menurut saya, isu perempuan pantas saya perjuangkan, meski jalannya tidak mulus sama sekali,” kata Hannah. Kata pujangga kita dulu, ada banyak jalan menuju Roma. Betul. Ada banyak jalan juga menuju terwujudnya hak-hak perempuan. Jalan yang dipilih Hannah bisa jadi tidak sama dengan Anda, Sahabat NOVA, atau saya.
Tidak mudah untuk belajar lebih banyak, memahami lebih dalam sebelum beraksi dan bersuara. Mari memilih jalan yang mungkin lebih panjang dan sulit, tapi bisa mengantar kita menjadi perempuan berani yang lebih baik. Jangka panjangnya, saat kita lebih kaya, bayangkan akan sehebat apa anak-anak yang mencontoh kita nanti.