Pariwisata Indonesia lagi-lagi jadi sorotan dunia, setelah media Fodor’s Travel mencantumkan dua destinasi yang tak disarankan dikunjungi, salah satunya Pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur (NTT). Padahal selama ini, pulau itu dikenal sebagai “intan permata” pariwisata Indonesia.
Sejak ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO (1991), Pulau Komodo tak hentihentinya dikunjungi turis. Apalagi Kementerian Pariwisata sering mempromosikan pulau tersebut di luar negeri. Tercatat, tahun 2018 lalu kunjungan wisatawan, baik mancanegara maupun Nusantara mengantongi 170.000 pengunjung.
Para wisatawan tak hanya terpikat dengan keindahan alam di pulau tersebut, tapi juga terpukau dengan habitat hewan komodo yang sudah semakin langka. Namun dampak kunjungan yang masif itu, ternyata memengaruhi lingkungan pulau tersebut.
Akibatnya, pemerintah sempat berencana menutup Pulau Komodo tahun depan. Tapi rencana itu diurungkan, karena ternyata Pulau Komodo menyumbang banyak manfaat bagi perekonomian Indonesia.
Kunjungan wisatawan menghidupi kebutuhan perekonomian masyarakat yang tinggal di pulau tersebut. Tak heran jika penduduk bekerja keras membuat hewan komodo tidak punah, melainkan semakin berkembang biak.
Jarak Dekat. Keindahan habitat komodo ini memang tak ada duanya. Di sini kita bisa menikmati perpaduan alam antara hutan tandus dengan laut indah NTT. Banyak yang terpesona dengan keindangan salah satu wilayah populer di Indonesia Timur ini, sehingga tertarik mendatanginya.
Yang menarik, untuk melindungi habitat komodo, tak ada kendaraan yang bisa mengantar kita berkeliling melihat hewan langka itu. Jadi ya harus berjalan kaki. Ada dua pilihan jalur trekking di sana, yakni medium dan easy. Tapi, wisawatan biasanya memilih jalur easy, yang ramah dan tak melelahkan.
