Sahabat NOVA.... Kenangan saya tentang sosok ibu (almarhumah) adalah aroma di dapur yang diciptakannya selalu menarik kami -keenam anaknya- untuk berkumpul. Ibu saya selalu mampu menyajikan masakan-masakan lezat luar biasa. Rasanya selalu juara, begitu kata kami. Apa, sih, yang dimasak? Tak selalu yang rumit. Malah cenderung lebih sering sajian sederhana. Sebut saja tempe goreng, nasi goreng ikan asin, sayur asem, sayur lodeh, dendeng balado, empal gepuk. Aah...baru membicarakannya saja, terbit sudah air liur saya.
Ada banyak sekali perempuan seperti ibu saya. Mereka adalah para ibu yang memanjakan keluarga melalui makanan. Sajian yang diracik dengan cinta ini sulit ditandingi soal rasanya. Dia ibarat magnet yang menarik para anggota keluarga untuk berkumpul. Bahkan, setelah dewasa dan berpencar di berbagai kota, kami kerap pulang menempuh ratusan kilometer, karena rindu masakan Ibu.
Kita semua mungkin punya cerita sama. Bisa jadi ingin mengulang cerita serupa di keluarga masing-masing. Menjadi magnet bagi anak-anak dan pasangan. Memasak setiap hari bagi ibu bekerja barangkali adalah sebuah kemewahan waktu. Ditambah karena jarang memasak, keahlian pun menjadi sangat terbatas. Namun, itu bukanlah halangan. Kita bisa, kok, menyajikan menu-menu istimewa. Seperti sosok ibu yang selalu istimewa di hati anak-anaknya.