Sahabat NOVA.... Sebagai ibu, ada satu masa di mana saya sungguh sangat merasa bersalah. Ketika putri cantik saya harus divonis menjadi penyandang cerebral palsy. Kondisi yang merupakan dampak lanjutan setelah dia terkena encephalitis atau radang otak yang mengakibatkan ia harus alami koma cukup panjang. Entah butuh berapa malam, saya harus mengisinya dengan derai tangis air mata. Sampai kemudian saya disadarkan bahwa bayi kecil yang ada dalam pelukan ini hanya makhluk mungil yang barangkali makin tak berdaya, ketika ibunya melemah.
Kekuatan cinta kasih yang ada di dalam dirilah yang kemudian menyadarkan dan membangkitkan sisi keibuan saya. Saya harus tegar untuk putri tercinta. Sejak saat itu, saya pun berusaha tak pernah ada lagi air mata yang perlu menetes. Saya mengabdikan diri sepenuh cinta dan sabar untuk merawat, mengasuh, dan mendidiknya. Tak kenal lelah untuk mengajaknya berobat ke sana ke mari agar ia bisa mengejar ketertinggalan tumbuh kembangnya.
Orangtua dengan anak berkebutuhan khusus memang membutuhkan kesabaran maha panjang.... Adakalanya kondisi anaknya tidak berkembang seperti yang diharapkan atau malah makin mundur. Saya yakin, apa pun yang terjadi, cinta seorang ibu tidak pernah berkurang sebutir pun. Cinta yang tetap utuh selalu ada di hati ibu untuk anak-anaknya.