Tampilkan di aplikasi

Buku Nuansa Cendekia hanya dapat dibaca di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.

Perempuan Bernama Arjuna 2

Sinologi dalam Fiksi

1 Pembaca
Rp 75.000 50%
Rp 37.500

Patungan hingga 5 orang pembaca
Hemat beli buku bersama 2 atau dengan 4 teman lainnya. Pelajari pembelian patungan disini

3 Pembaca
Rp 112.500 13%
Rp 32.500 /orang
Rp 97.500

5 Pembaca
Rp 187.500 20%
Rp 30.000 /orang
Rp 150.000

Arjuna, perempuan muda, bersama suaminya, Jean-Claudie van Damme, Pastor Jesuit yang "insyaf" itu, akhirnya berbulan madu di Bandoeng de stad van bloemen yang goed voor pas getrouwde paar (Bandung adalah kota kembang yang baik untuk pasangan yang baru nikah).

Berdua menelusuri keragaman masa kini, mengaca pada masa silam, kemudian mengangkut sejumlah pelajaran kehidupan Sunda, Cina, Belanda, Jawa, Manado, Batak, dan etnik-etnik lain.

Setelah sukses dengan “Filsafat dalam Fiksi” (Perempuan Bernama Arjuna), Remy Sylado melanjutkan kisahnya bertema “Sinologi dalam Fiksi”. Dan sinologi (pengetahuan bahasa dan budaya Cina) mendapatkan porsi dominan karena ilmu-ilmu Cina memang sudah lama masuk ke bumi Nusantara. Di Jawa Barat, pemakaian istilah Ci, seperti Cicadas, Ciroyom, Cimahi, Cilaki, Cihampelas, menjadi petunjuk sejarah yang jelas.

Novel ini sangat baik untuk menambah vitamin pemikiran sejarah dan merangsang gairah pengetahuan budaya nasional. Isinya seputar potret kehidupan Parijs van Java, yang menukik pada masalah “prasangka rasial”, “pri non-pri”, “engkoh-encik”, “bukan Tionghoa tapi Cina” “pembauran”, “masakan Cina”, “muslim Cina”, “musik Cina”, “obat Cina”, hingga seputar “nyetun”, “purenva di Saritem”, yang pokoknya terasa “edun suradun”... lah….

-Faiz Manshur. Redaksi Nuansa Cendekia

Ikhtisar Lengkap   
Penulis: Remy Sylado
Editor: Mathori A. Elwa / Irwan Kurniawan, M.Ag

Penerbit: Nuansa Cendekia
ISBN: 9786023503766
Terbit: Oktober 2014 , 312 Halaman










Ikhtisar

Arjuna, perempuan muda, bersama suaminya, Jean-Claudie van Damme, Pastor Jesuit yang "insyaf" itu, akhirnya berbulan madu di Bandoeng de stad van bloemen yang goed voor pas getrouwde paar (Bandung adalah kota kembang yang baik untuk pasangan yang baru nikah).

Berdua menelusuri keragaman masa kini, mengaca pada masa silam, kemudian mengangkut sejumlah pelajaran kehidupan Sunda, Cina, Belanda, Jawa, Manado, Batak, dan etnik-etnik lain.

Setelah sukses dengan “Filsafat dalam Fiksi” (Perempuan Bernama Arjuna), Remy Sylado melanjutkan kisahnya bertema “Sinologi dalam Fiksi”. Dan sinologi (pengetahuan bahasa dan budaya Cina) mendapatkan porsi dominan karena ilmu-ilmu Cina memang sudah lama masuk ke bumi Nusantara. Di Jawa Barat, pemakaian istilah Ci, seperti Cicadas, Ciroyom, Cimahi, Cilaki, Cihampelas, menjadi petunjuk sejarah yang jelas.

Novel ini sangat baik untuk menambah vitamin pemikiran sejarah dan merangsang gairah pengetahuan budaya nasional. Isinya seputar potret kehidupan Parijs van Java, yang menukik pada masalah “prasangka rasial”, “pri non-pri”, “engkoh-encik”, “bukan Tionghoa tapi Cina” “pembauran”, “masakan Cina”, “muslim Cina”, “musik Cina”, “obat Cina”, hingga seputar “nyetun”, “purenva di Saritem”, yang pokoknya terasa “edun suradun”... lah….

-Faiz Manshur. Redaksi Nuansa Cendekia

Penulis

Remy Sylado - Nama aslinya Yapi Tambayong. Tapi dalam berkarya ia sering mencantumkan nama-nama yang kini lebih beken dari nama aslinya seperti Remy Sylado dan Alif Danya Munsyi. Selain itu juga punya nama lain seperti Juliana C. Panda, Dova Zila, Jubal Anak Perang Imanuel dan beberapa nama lain. Lahir di Makassar 12 Juli 1945. Ia dikenal luas sebagai seniman tulen yang hidupnya penuh pengalaman berkesenian dalam berbagai kegiatan; drama, film, musik, puisi dan susastra.

Ia meniti karirnya dimulai dari usia remaja saat sekolah di Semarang, kuliah di Solo, dan aktif berkegiatan seni dan jurnalisme di Bandung dan Jakarta. Sebagai musisi, ia jago mengarang lagu dan punya kemahiran menirukan suara penyanyi terkemuka dunia seperti Elvis Presley, Nat King Cole, Louis Armstrong, Bing Crosby, Mario Lanza, Bob Dylan. Tak hanya itu, ia pun mahir membuat gurauan gaya bicara dari bahasa-bahasa etnik. Selain menyukai musik modern, ia juga sangat peduli pada musik-musik etnik.


Daftar Isi

Daftar Isi
     I
     II
     III
     IV
     V
     VI
     VII
     VIII
     IX
     X
     XI
     XII
     XIII
     XIV
     XV
     XVI
     XVII
     XVIII
     XIX
     XX
     XXI
     XXII
     XXIII
     XXIV
     XXV
     Tentang Penulis