Pembaca yang budiman, Anda tentu tahu, atau minimal pernah mendengar, soal LIV Golf. Brand ini sedang menjadi perbincangan hangat di kompetisi golf dunia. Mungkin sirkuit bentukan Greg Norman ini tidak akan menjadi kontroversi seandainya PGA dan European Tour tidak menentang dengan sangat keras. Namun, penolakan dua Tour dunia terhadap LIV Golf tidak main-main.
Dari awalnya hanya sebuah peringatan, PGA dan European Tour kemudian memberikan sanksi skorsing hingga pencabutan status keanggotaan bagi mereka yang mengikuti LIV Invitation Series. Tidak disangka, para pemain yang dianggap membelot memberikan perlawanan. Satu per satu dari mereka mundur dari Tour yang sudah diikuti selama ini. Beberapa nama yang mundur ini bahkan dikenal sebagai pegolf-pegolf elite dunia.
Apa sih daya tarik yang ditawarkan LIV Golf? Mengapa dua Tour dunia itu menolak dengan sengit? Silakan Anda membacanya dalam rubrik FOKUS edisi ini.
Pasca-pandemi Covid-19, perlahan-lahan kompetisi golf nasional dan internasional kembali bergulir seperti semula. Dari dalam negeri, Agustus ini menjadi bulan yang padat bagi para pegolf kita.
Beberapa turnamen internasional akan berlangsung di bulan kemerdekaan negeri tercinta ini. Salah satunya adalah debut turnamen Ladies Asian Golf Series di Indonesia setelah terakhir kali turnamen profesional internasional ini berlangsung pada 2012. Ulasan Ladies Asian Golf Series ini bisa Anda baca dalam Kabar Sejagat.
Namun, jangan lewatkan pula artikel-artikel menarik lainnya. Dua di antaranya adalah perbincangan menarik dengan Made Edward Djuniyasa “Eddy” Putra yang telah malang melintang di dunia peraturan golf internasional dan Amadeus Christian Susanto, yang belum lama ini menyabet medali perak (individual) dan perunggu (beregu) SEA Games 2021.
Liza Sutrisno