Tampilkan di aplikasi

Toyota Mirai FCV, the promised future

Tabloid OTOMOTIF - Edisi 16/XXVI
8 September 2016

Tabloid OTOMOTIF - Edisi 16/XXVI

Dianggap lebih masuk akal dibanding elektrik murni, bagaimana rasa mobil produksi masal pertama Toyota bertenaga hidrogen ini?

OTOMOTIF
Pertama melihat Mirai di IIMS 2015, OTOMOTIF hanya terangan-angan kapan bisa mencoba mengemudinya, terlebih tidak adanya tempat pengisian bahan bakar hidrogen terkompresi di Indonesia. Untung, Toyota Motors Asia Pacific (TMAP) mengajak kami untuk mencicipi apa yang dijanjikan sebagai masa depan otomotif ini. Tidak lepas dari desain sang head-turner yang terus mengundang debat. Namun intinya, bila Prius generasi keempat bisa terlihat sedikit lebih normal dengan koefisien drag fantastis 0,24, mengapa nilai cd 0,29 pada Mirai harus terlihat full of drama seperti itu?

Kabin ala SpaceShip Harus mengakomodasi kabel high voltage di atas tabung hidrogen, jok belakang hanya muat 2 penumpang Toyota Mirai FCV Diundang Toyota Motors Asia Pacific (TMAP) ke Jepang, OTOMOTIF punya banyak waktu untuk mencicipi berbagai kendaraan terbaru penguasa negara matahari terbit ini. Namun yang paling bikin senyum lebar adalah saat diberikan kencan singkat dengan kali bertemu wujudnya di Indonesia. Lebar 870 mm yang dianggap hanya lebih besar sekitar 170 mm dibanding skuter, membuatnya jadi salah satu kendaraan anti-hujan paling praktis di dunia.

Setelah masuk ke kabin dan menyesuaikan posisi jok, akan muncul indikator bertuliskan ‘READY’ di samping kanan spidometer Spidometer memberikan cukup info soal tenaga dan sisa baterai lithium-ion 5,5 kWh-nya berwarna biru. Pindahkan gigi cukup injak pedal rem, lalu tekan tombol D di sebelah kanan setir sampai lampu indikatornya menyala. Mau jalan, eh jangan lupa, rem parkir di kaki kiri harus dirilis terlebih dahulu. Injak pedal gas, i-Road melaju sangat tenang dan mulus, berkat penggunaan motor listrik pada setiap roda depannya. Rasa tegang justru saat akan menghadapi tikungan yang dibatasi oleh kun. Menggunakan rear-wheel steering atau ban belakang yang berbelok, sistem ini sempat membuat kagok dengan kapan harus menikung.
Tabloid OTOMOTIF di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI