Tampilkan di aplikasi

BMW R Nine T

Tabloid OTOMOTIF - Edisi 18/XXVI
22 September 2016

Tabloid OTOMOTIF - Edisi 18/XXVI

Karakter penyaluran tenaganya terasa smooth, kendati kencang tapi mudah dikendalikan. Makin nikmat karena suara dari knalpot Akrapovic merdu banget, brruuuuuuummmm....

OTOMOTIF
Desain Lawas Seperti diulas di awal, desainnya memang sangat kental nuansa vintage atau lawas. Terlihat jelas dari bentuk lampu, tangki yang serba membulat. Dan bentuk keseluruhan seperti BMW keluaran tahun 1930-1960an. Desain lawas ini yang menjadi nilai jual utama Yang unik sisi belakang bisa knock down. Jadi bisa jadi single seat atau dikasih buntut tawon, bahkan jadi buntung. Fitur & Teknologi Sederhana Enggak seperti BMW varian lain yang bertabur fitur canggih, untuk R nine T termasuk sederhana.

Cuma ada ABS yang mengawal rem depan dobel cakram dan belakang single. Tak ada power mode atau traction control. Melihat area setang tak banyak tombol yang bisa dimainkan. Sisi kanan yang menarik ada tombol heater, yang pastinya enggak pernah terpakai di Jakarta, sudah panas! Di setang kiri ada tombol info, untuk menampilkan data konsumsi bensin, kecepatan rata-rata dan tripmeter. Info ini tersaji di panel LCD. Layar ini diapit takometer dan spidometer yang angkanya kecil, jadi jika hanya melirik sekilas, susah mengetahui di kecepatan berapa. Yang besar justru indikator gigi, jadi jelas banget! Mesin yang digunakan seperti yang dipakai R1200GS lama, 2 silinder boxer berpendingin udara.

Sudah injeksi tapi belum ride by wire, makanya tak ada power mode. Emisi standar Euro3. Sektor kaki-kaki cukup modern dan sporti karena aplikasi upside down 46 mm berwarna emas, sedang belakang pakai monosok yang bisa disetel preload dan rebound-nya. Asyiknya setelan preload model hydraulically, cukup putar kenop di bagian atas. Kalau setelan rebound di bawah, mesti pakai obeng minus. Dan sebagai motor vintage, wajar jika pakai pelek jari-jari. Riding Position Santai Tinggi tempat duduk cuma 785 mm, termasuk rendah, apalagi joknya sempit sehingga saat berhenti kaki pasti menapak sempurna. Hanya saja mesti hati-hati, bila belum terbiasa tulang kering sering kepentok silinder.
Tabloid OTOMOTIF di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI