Ada yang menarik saat OTOMOTIF bertandang ke sirkuit Silverstone dalam rangka International Race Camp Nissan GT Academy 2016 sebagai tamu PT Nissan Motor Indonesia. Indonesia di event ini menurunkan 6 finalis yang terpilih dari seleksi nasional sejak awal tahun ini. Para kontestan Nissan GT Academy dari seluruh region, seperti Australia, Thailand, Filipina, Meksiko dan Afrika Utara serta Indonesie selama 8 hari berkutat di sirkuit Silverstone ini. ENGGAK SELALU UNTUNG Ternyata sirkuit Silverstone yang dulunya merupakan pangkalan udara militer Inggris pada zaman perang dunia kedua tak semata menjadi konsumsi bagi pecinta kecepatan atau motorsport.
Akan tetapi juga hal lain mulai dari sejarah dan juga suka-duka eksistensi sirkuit Silverstone. “Kalian kira sirkuit Silverstone yang setiap musim menggelar ajang F1 dan balap internasional lainnya sejalan dengan mendapat benefit yang besar?,” tanya Chris Alford, anggota tetap British Racing Driver Club (BRDC) alias Klub Pembalap Inggris yang menjadi owner dari sirkuit Silverstone. Dijelaskan bila mengelola sirkuit itu, terutama Silverstone, tidak bisa menangguk keuntungan dari perhelatan event internasional. “Faktanya kami merugi dan yang untung adalah promotornya yaitu Bernie Ecclestone,” cerita Alfie panggilan akrab Chris Alford.
Dijelaskannya, mengelola trek Silverstone ini dibutuhkan inovasi dan kreativitas, tak semata berharap pada event internasional. “Untuk kegiatan dan pendapatan hari per hari kami mempunyai banyak program seperti kursus atau pelatihan mengemudi dari mulai single seater, mobil performa tinggi dan juga ajang reli,” tutur pria kelahiran 3 Juni 1946. Tak hanya itu, desain trek Silverstone itu juga sengaja bisa dikombinasikan menjadi beberapa sirkuit. Tepatnya 4 kombinasi. yang terdiri dari sirkuit Arena Grand Prix, International, National dan Stowe.
