Tampilkan di aplikasi

F4 south east Asia seri 3, Sentul, Jawa Barat, seperti kuliah semester awal

Tabloid OTOMOTIF - Edisi 26/XXVI
21 November 2016

Tabloid OTOMOTIF - Edisi 26/XXVI

Ajang F4 menjadi tahap awal kompetisi balap mobil single seater ke kancah dunia. Tak pelak ini menjadi tahap awal dalam pembelajaran tiap peserta.

OTOMOTIF
Ajang F4 menjadi tahap awal kompetisi balap mobil single seater ke kancah dunia. Tak pelak ini menjadi tahap awal dalam pembelajaran tiap peserta. “Ibaratnya sekarang ini sedang kuliah semester awal. Kita mengumpulkan ilmu-ilmu dasar dan pengalaman sambil beradaptasi dengan mobil single seater yang lebih besar,” ujar Presley Martono, pembalap Indonesia yang berkompetisi di F4 South East Asia (SEA).

Presley sendiri menjelaskan kalau F4 secara dasarnya tidak jauh berbeda dengan gokart. Hanya bobot dan ukuran yang lebih besar. Pembalap yang meraih lima podium dengan satu kemenangan di F4 SEA seri ketiga yang digelar di sirkuit Sentul (11- 13/11) ini pun makin matang dalam menentukan racing line dan titik pengereman. Kompetisi pembibitan ini pun dinilai bagus, sebab teknologi yang makin berkembang. “Soal dana memang mahal, sekitar 200 ribu Euro (sekitar Rp 3 Miliar). Namun anggap saja seperti memberangkatkan anak kuliah keluar negeri,” ujar

Irawan Sucahyono, Advisor Sentul yang mengamati perkembangan F4 sejak era Rio Haryanto. “Setirnya makin canggih. Sekarang bisa menyimpan data logger yang nantinya bisa dipakai untuk mengevaluasi pembalap. Memang langkah awal yang tepat jika ingin ke balap formula yang lebih cepat,” Irawan menambahkan. TIDAK INGIN LAMA Jika dasar dan ilmu yang didapat sudah matang, pasti harus naik kelas.

“Tidak ingin lama-lama. Targetnya musim 2018 harus naik ke F3 atau GP3. Saya sendiri sih ingin ke GP3, sebab lebih dekat dengan lingkungan F1 dan GP2,” ucap Presley yang juga punya cita-cita besar ke F1. Lalu apa upayanya menuju F1? “Sambil menimba ilmu di F4, saya cari sponsor yang mampu dan banyak agar bisa mendukung saya ke F1. Sebab agak sulit jika mengharapkan bantuan pemerintah,” sambung pembalap 17 tahun tersebut. Sama halnya dengan kompatriot Presley, Keanon Santoso. Ia juga menargetkan waktu dua tahun untuk berkiprah di F4. “Kira-kira 2018 lah ke F3 atau GP3.
Tabloid OTOMOTIF di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI