Masalah overheat dan berdampak penggantian mesin Honda Civic Turbo milik Eko Agus Sistiaji, berbuntut panjang dengan gugatan perdata terdaftar bernomor 69/ Pdt.G/2018/PN.Jkt.Ut. Kronologis kejadian, berserta tinjauan teknisnya telah diulas pada OTOMOTIF XXVII edisi 37 (24-30 Januari 2017). Di Amerika, masalah ini ditengarai berasal dari komponen 3 way cooling joint dan telah dilakukan recall.
Sebagai pabrikan tentunya PT Honda Prospect Motor (HPM) telah bertanggung jawab dengan melakukan analisa terkait penyebabnya. Namun secara prosedur penggantian mesin dianggap salah dan tidak menyelesaikan masalah. Penggantian satu unit engine assy, dilakukan tanpa persetujuan Aji.
“Sampai saat ini saya tetap belum mendapatkan jawaban, kenapa tindakan ini harus dilakukan. Ketika diundang dalam pertemuan di dealer Honda, tak ada perwakilan dari HPM. Saya hanya ditawarkan service dan spare part gratis selama tiga tahun, serta perpanjangan garansi resmi satu tahun. Padahal saya punya hak berupa penggantian unit baru,” keluh Aji.
Setelah diganti, menurut Aji, telah terjadi lagi masalah di sensor interior yang berakibat fatal dan berpotensi membahayakan nyawa Aji. “Seperti head unit suka restart sendiri, dan setir tiba-tiba terkunci (lock) saat dalam kondisi jalan. Itu kan berbahaya.
Selain itu pemasangan bumper setelah turun mesin tidak proper (benar, red),” urai Aji, mengisahkan masalah pada mobil yang dibelinya pada 2 Maret 2017. “Atas kerusakan tersebut, pihak Honda kembali membawa mobil kesayangan Aji ke bengkel resmi mereka,” papar David Maruhum l Tobing, dari firma hukum Adams & Co, selaku kuasa hukum yang ditunjuk Aji.
