Tampilkan di aplikasi

F1 Putaran 4, Azerbaijan, 'Pasar senggol' gaya F1

Tabloid OTOMOTIF - Edisi 101/XXVII
3 Mei 2018

Tabloid OTOMOTIF - Edisi 101/XXVII

Semisal melihat ajang balap motor di sirkuit non-permanen seperti Macau GP, TT Isle of Man, hingga Kejurnas Motorprix para pembalap tidak ambil pusing tentang masalah racing line.

OTOMOTIF
Semisal melihat ajang balap motor di sirkuit non-permanen seperti Macau GP, TT Isle of Man, hingga Kejurnas Motorprix para pembalap tidak ambil pusing tentang masalah racing line. Asalkan motor bisa masuk di tikungan, sedikit kontak fisik dengan pembalap lain pun sudah hal yang lumrah.

Sehingga ajang balap motor di sirkuit non-permanen kerap disebut balap motor ‘pasar senggol’. Lalu bagaimana jika balapan di sirkuit nonpermanen di F1. Dalam kalender F1 tahun ini, ada tiga ronde yang digelar di sirkuit non-permanen atau jalan raya, yaitu F1 Monako, F1 Singapura dan F1 Azerbaijan. Meski begitu, tetap butuh racing line yang tepat untuk balapan F1.

Untuk F1 Monako, itu merupakan sirkuit legendaris. Didesain sangat teknikal, bahkan kini didesain untuk balapan, bukan hanya sekadar jalan raya. Lain halnya dengan F1 di Azerbaijan yang baru tiga tahun menggelar ajang balap mobil tertinggi di dunia itu. Monako yang diwarnai tikungan cepat, trek lurus, dan hairpin, sedangkan layout sirkuit Azerbaijan didominasi tikungan patah dan trek lurus.

Alhasil pada ronde ke-4 F1 di kota Baku, Azerbaijan (29/4) benar-benar mencerminkan balapan ‘pasar senggol’. Lihat saja, para pembalap F1 saling bersenggolan selepas start untuk masuk tikungan pertama. Banyaknya insiden kala itu membuat safety car langsung diterjunkan. Sebenarnya, para pengamat F1 menilai ada beberapa cara menentukan racing line di zona kota Baku yang memiliki tikungan patah.

Misalnya dari sisi luar dan menikung dengan cepat, ini jadi cara paling aman karena tidak memaksa kerja rem dan ban menjadi tidak mudah tergerus, tapi kelemahannya adalah punya celah untuk didahului pembalap lain. Lalu bisa mengambil dari sisi tengah lintasan, ini jadi posisi late braking paling ideal untuk take over, tapi harus mengerem dengan sangat keras untuk menghindari kontak fisik pembalap dari sisi luar.
Tabloid OTOMOTIF di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI