Tampilkan di aplikasi

Trik mengoperasikan transmisi AMT atau AGS, biar tetap halus dan nyaman

Tabloid OTOMOTIF - Edisi 3/XXVIII
4 Juni 2018

Tabloid OTOMOTIF - Edisi 3/XXVIII

Meski tadinya transmisi AMT (Automated Manual Transmission) masih dipandang aneh, kini sudah mulai banyak yang terbiasa dengannya. / Foto : F. Yosi

OTOMOTIF
Meski tadinya transmisi AMT (Automated Manual Transmission) masih dipandang aneh, kini sudah mulai banyak yang terbiasa dengannya. Buktinya belakangan ini mobil-mobil dengan transmisi tersebut, makin banyak sliweran di jalan. Sebut saja Suzuki Wagon R atau Ignis yang nama transmisinya AGS (Auto Gear Shift), serta Wuling Cortez 1.8 i-AMT.

Memang cara beroperasinya transmisi manual yang diotomatiskan ini, agak sedikit berbeda dari transmisi otomatis konvensional (torque converter) maupun CVT. Bila tidak tahu triknya, perpindahan gigi yang terjadi akan terasa gak nyaman, seperti ada jeda agak lama. Bahkan akan jadi kurang sip buat menanjak di tanjakan yang cukup curam. Terlebih bila membawa muatan banyak.

Tapi tenang sob! Sebenarnya mudah kok ‘menaklukkan’ transmsi model ini (AMT atau AGS). Ini berdasarkan pengalaman OTOMOTIF yang sudah menjajal mobil bertransmisi ini jalan jauh. Bahkan Wuling Cortez 1.8L Lux+ i-AMT yang dimensi dan bobotnya besar, sempat kami jajal mendaki ke kawasan Gunung Bromo di Jawa Timur, hingga masuk ke kawasan Lautan Pasir Berbisik-nya.

Untuk yang pernah ke sana, tentu tahu dong kondisi tanjakannya seperti apa. Padahal saat itu mobilnya bermuatan 4 penumpang dewasa, ditambah barang bawaan masing-masing yang lumayan berat. Perlu diketahui terlebih dulu, transmisi otomatis baik itu jenis AMT, torque coverter maupun CVT, dirancang untuk memudahkan penggunanya agar tidak perlu lagi pindah-pindah gigi ketika melewati suatu kondisi jalan.

Namun antara ketiganya, punya karakter yang berbeda saat mengalami perpindahan rasio gigi. Pada transmisi AMT, bila kita asal main bejek gas, dapat kami pastikan perpindahan gigi yang terjadi bakal terasa gak nyaman, seperti ada jeda sepersekian detik, alias laju mobil seperti ‘nahan’ sesaat. Kondisi ini bisa jadi riskan loh ketika kita hendak menyalip kendaraan di depan.
Tabloid OTOMOTIF di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI