Kompetisi balap kendaraan listrik internasional diprakarsai oleh Formula E sejak 2014. Lalu dilanjutkan MotoE yang menjadi supporting race MotoGP membuat kompetisi balap listrik kian berwarna. Kini dari kancah roda empat off-road akan muncul Extreme E yang direncanakan dimulai pada 2021. Tujuannya adalah membawa kesadaran penting dalam menjaga kondisi lingkungan. Alhasil Extreme E tidak banyak yang digelar di gurun pasir seperti reli Dakar, melainkan di area hutan hujan dan rawa untuk menunjukkan kalau kompetisi ini bebas emisi.
Konsep balapan ini diusung Alejandro Agag, tokoh motorsport dunia yang sebelumnya menjadi CEO Formula E. Sekarang ia akan menangani Extreme E yang direncanakan digelar di lima negara pada musim balap 2021. “Langkah saya membawa Extreme E ke area hutan hujan adalah guna memberitahukan pada dunia mengenai kondisi alam kita saat ini. Sebab setelah sukses dengan Formula E, sebagai balapan bebas di emisi di tengah kota, menggelar balapan di alam liar adalah sebuah tantangan,” ujar Agag.
Lima negara yang akan menjadi tuan rumah, antara lain Senegal, Arab Saudi, Nepal, Greenland, dan Brasil. Uniknya, lokasi yang akan dijadikan sirkuit cukup ekstrem. Bukan hanya di iklim yang cenderung tropis, juga ke daerah bersalju.
