Namanya saja sudah pakai kata “Bodon”, yang artinya bodo atau bodoh. Intinya ini mobil mau saja kalau diajak pergi off-road kapan dan kemana pun. “Tanpa tahu dulu jalur yang dilalui seperti apa, hahaha…,” tawa Eko Hari Kurniawan. Itu alasan kenapa tunggangannya diberi nama Bodon II, yang diambil dari bahasa Jawa. Sebelumnya, pria yang akrab disapa Wawan ini, sudah memiliki tunggangan bernama Bodon, dengan basis dari Suzuki Jimny SJ410. Si Bodon pertamanya ini pun sudah disiapkan agar selalu sedia masuk trek off-road setiap saat.
Kecintaannya pada dunia offroad, sudah pasti akan menular keanggota keluarganya. “Anak-anak saya mulai ketagihan untuk ikut offroad, terutama anak pertama saya,” ucap ayah dua anak ini. Tentunya sebagai seorang ayah akan senang, bila buah hati satu hobi dengannya. Alfito Aji Wijaya putra pertama Wawan, selalu kepingin ikut setiap sang ayah pergi off-road.
“Nah, supaya Fito dan keluarga saya bisa ikutan, harus cari mobil rada besar,” terang punggawa bengkel Automodis di Malang. Kebetulan, ada seorang off-roader yang naksir dengan si Bodon berbadan Jimny ini. Daripada harus punya dua tunggangan off-road, akhirnya Bodon pun pindah tangan. Toh, Wawan sudah punya target penggantinya.
“Saya akhirnya pilih Vitara, ruang kabinnya yang pasti lebih besar dari Jimny, jadi bisa muat empat orang. Sedangkan dimensi bodinya tidak terlalu besar, buat dipakai off-road ekstrem pun masih ideal,” ucap pria berbadan jangkung ini. Sesampainya di bengkel miliknya, gardan Vitara pun langsung dicopot. Wawan tetap yakin dengan gardan solid, apalagi tunggangan barunya ini disiapkan untuk off-road ekstrim. “Gantinya sepasang gardan Toyota Bundera. Biar lebih yakin juga kalau off-road ajak keluarga, minimal cukup jauh dari masalah patah as roda,” ucap Ayah dari Fito dan Rama ini.
