Stage Park Sentul, Hambalang, Bogor, Jabar jadi salah satu lokasi baru untuk ajang balap tanah. Belum lama selesai dibuat, kemudian langsung digelar latihan bersama. Sampai akhirnya berlangsung Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Sprint Reli putaran 3 (13- 14/11). Menempuh empat special stage (SS), dengan masing-masing berjarak 3,5 kilometer, lebih dari 100 starter disuguhkan trek yang cukup mengasyikkan.
Asah Skill. Agak berbeda dengan kebanyakan sirkuit, di Stage Park Sentul ini bermain di daerah perbukitan. Sehingga banyak kontur yang menanjak dan tentu menurun. Selain itu, banyak juga tikungan hairpin (u-turn) yang patah dan sempit. Dalam empat SS tersebut, Sabtu berlaku arah clockwise dan Minggu, anti-clockwise. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi para peserta. Tapi, sebagian lebih menyenangi yang anti-clockwise, dengan beragam alasan.
“Anti-clockwise ini lebih menarik dan menantang. Karena waktu kita masuk ke hairpin atau u-turn, treknya menurun. Jadi speed mobil lebih tinggi. Untuk dapat tenaga pas nanjak juga jadi lebih mudah. Kebalikan dari yang clockwise, masuk u-turn speed mobil pelan jadi kurang menyenangkan,” komentar Glenn Nirwan dari BRM Motorsport yang menggunakan Subaru. Menurut putra daerah Balikpapan, Kalimantan ini dengan kecepatan tersebut, dirinya bisa lebih bisa mengasah skill-nya.
Ditambah lagi dirinya kurang suka dengan trek hairpin. “Kalau saat clockwise, gue biasa ketinggalan sekitar 1 detik dari Ryan (kakaknya, red), tapi di anticlockwise ini cuma tertinggal 0,7-0,8 detik saja. Sedikit? Mungkin iya, tapi di sini ada 11 hairpin, jadi totalnya cukup banyak juga,” ungkapnya. Alasan berbeda diungkapkan oleh Variando Audion dari tim Beagle Jogja Rally Team. Menurut Ando, sapaannya, dengan trek anticlockwise sangat bisa mengasah skill-nya.
