Saat tiba di Misano untuk MotoGP San Marino (2-4/9), ini merupakan ronde terakhir di Italia yang digelar pada musim ini. Sehingga ada gengsi yang harus dijaga, terutama dari para pabrikan motor asal Negara Menara Pisa, Ducati dan Aprilia.
Hasilnya pun benar-benar menjaga gengsi Italia, Aprilia berhasil meraih podium ketiga yang dicapai Maverick Vinales, sedangkan Ducati mendominasi dua podium tertinggi, diraih Enea Bastianini (Gresini Racing) dan Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo Team) yang jadi pemenang. Gengsi Italia juga makin terjaga kalau dua pembalap terdepan ini juga merupakan pembalap muda Italia.
Namun ada gengsi pribadi dari Bastianini dan Bagnaia yang bisa dipaparkan satu per satu. Kedua pembalap ini memiliki dua panutan yang samasama legendaris, Bastianini untuk Fausto Gresini dan Bagnaia kepada Valentino Rossi. Keduanya sama-sama punya peran penting, siapa mentor yang paling baik. Secara geografis, Gresini merupakan pembalap asli San Marino, sedangkan rumah Valentino Rossi pun tidak jauh dari sirkuit Misano.
“Saya masih cukup bangga bisa jadi pemenang di Misano, tahun lalu saya terjatuh dan menghilangkan kesempatan untuk juara dunia,” tutur Bagnaia. “Tentu saja kemenangan ini untuk semua orang penting yang berpengaruh, termasuk Vale. Namun ia tidak bisa hadir karena harus menjalani balapan di Jerman,” tambah Bagnaia. Pembalap yang biasa disapa Pecco ini juga seperti mengetes Bastianini yang menjadi rekan setimnya musim depan.
Dua pembalap muda Italia, usia dan ambisi yang sama, serta sudah rival sejak di Moto3 berada di satu tim jelas akan menjadi persaingan satu seragam yang menarik. “Bastianini adalah rival yang baik, ia punya ambisi yang besar, sehingga akan menarik menjadikannya rekan satu tim musim depan,” jelasnya.
