Malam itu 15 Desember yang kelam
Terbujur kaku pikirku pada sinar tembaga redup
Lepas segala sadar pada renungan tentang hidup
Dingin, dingin, beku dadaku
Rasa rindu menyelinap jauh dan tajam
Sekerjap kulihat dia
Renung dan diam
Mataku tersengat
Kususul wajahnya jauh di belakang ku
Sesenggukan sepei menyergap hatiku
Ia telah datang hadir di depan mataku
Dengan wajahnya yang teduh
Cantik laksana Edelweiss yang berembun saat pagi
Ya bagaikan setiap rintik hujan yang memberikan kehidupan
Senyum...