Tampilkan di aplikasi

Orang-orang menumpahkan tubuhnya dari gelas Gelisah, sehabis hujan terluka di kota-kota Oleh benturan waktu dalam matamu yang riuh

Aku mendengar gerimis telah petang Ketika kau telah menemukan gelas-gelas peradaban di sebuah Negeri percakapan pecah dan dibuang sejarah “Ada yang mabuk kemarin malam” kota kota bercerita dalam bisu Aku hanya memahami Dari tisu dan saputagannya yang diremas Matahari, sampai berates mata harus mengabarkan Ia menggoda seperti perempuan musim semi

Hujan tak kunjung sembuh, kendati matamu yang...
Baca artikel selengkapnya di edisi 15 Februari 2020

Palembang Pos dapat dibaca gratis dalam masa terbatas di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya koran edisi ini

INTERAKTIF
Sabtu, 15 Februari 2020
Seni & Budaya