Tampilkan di aplikasi

Obsesi menembus 100 koperasi besar dunia

Majalah Peluang - Edisi 101
9 Agustus 2018

Majalah Peluang - Edisi 101

BPMI Sekretariat Presiden

Peluang
Perkembangan koperasi di Tanah Air dinilai cukup bagus. Meski belum sampai meloncat hingga berskala kakap, kata Presiden Joko Widodo. Insan koperasi ditantang berkibar di deretan elite koperasi dunia. Mampukah koperasi kita?

Hajatan besar insan perkoperasian yang berlangsung tahun ini di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang, Banten, Kamis (12/7) ditutup dengan pidato pamungkas Presiden Joko Widodo yang cukup menantang. Koperasi diminta tumbuh lebih besar seperti kinerja mencorong koperasi-koperasi di luar negeri.

Dilihat dari perkembangan bisnis koperasi beberapa tahun kebelakang, permintaan Presiden cukup beralasan karena koperasi tak lagi identik dengan usaha mikro kecil, bahkan beberapa di antaranya mencetak aset dan omzet triliunan rupiah. Presiden kemudian menyebut indikator koperasi yang membaik itu melalui kontribusinya yang meningkat terhadap produk domestik bruto (PDB). “Kontribusi koperasi terhadap PDB ini 4,48% dari sebelumnya 3,99%.

Ada peningkatan yang cukup baik, tetapi belum melompat, belum meloncat. Kita inginkan percepatan (hasil dari) sistem ekonomi gotong royong yang kita miliki,” ujarnya. Selain dituntut besar, koperasi diminta efisien di produksi dan distribusinya.

Bahkan, koperasi harus menjadi wadah untuk inovasi dan penggerak inovasi. Inovasi dimaksud adalah bagaimana cara berproduksi yang baik, membuat variasi-variasi produk yang baik, membuat kemasankemasan yang baik, memasarkan produk-produk yang ada. Sebagai contoh, Presiden menunjuk dua koperasi besar, yaitu Kospin Jasa Pekalongan dan KSPPS BMT UGT Sidogiri yang kinerjanya patut diacungi jempol.
Majalah Peluang di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI