Tampilkan di aplikasi

Pedagang ‘bermain’ di harga telur?

Majalah Peluang - Edisi 101
9 Agustus 2018

Majalah Peluang - Edisi 101

Dari segi pakan ayam tidak ada kenaikan harga. Maka, Satgas mencurigai implikasi kebijakan yang melarang ayam disuntik AGP atau antibiotik.

Peluang
Tidak sulit menjawab mengapa harga bahan pangan, seperti telur ayam di beberapa wilayah, melonjak tajam. Penyebabnya hanya dua. Kalau bukan kelangkaan, tentu saja ‘permainan’ pedagang. Kenaikan harga yang terjadi karena mekanisme pasar bukan masalah serius. Sangat mungkin karena barang itu sedang langka. Toh nanti akan menyesuaikan sendiri, dan biasanya tak tertlalu lama.

“Jika kelangkaan disebabkan ‘permainan’, di situ muncul persoalan,” ujar Fery Adrianus, dosen jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat. Pedagang yang memonopoli telur di daerah tertentu, misalnya, akan berdampak tak sehat bagi perekonomian. ‘Permainan’ maksudnya adalah stok telur sebenarnya banyak, tapi dimonopoli oleh pedagang besar. “Karena mereka pegang stok, ‘permainan’ mereka akan menyulitkan pedagang kecil,” tutur Fery.

Satuan Tugas (Satgas) Pangan kini menyelidiki penyebab harga telur dan daging naik secara drastis. Pasalnya, tidak ada masalah mulai dari peternak hingga jalur distribusi. “Para peternak sendiri mengatakan stok cukup. Harga di kandang tidak naik setinggi di pasaran,” ujar Ketua Satgas Pangan Irjen Pol, Setyo Wasisto.

Apakah harga ini ‘dimainkan’ para pengepul, pangkalan, atau broker yang mengambil keuntungan kelewat tinggi. Laporan dari pedagang telur di Pulo Gadung, mereka membeli dari pengepul di peternakan saja sudah tinggi. “Ini sedang diteliti. Kalau farm gate tinggi, ada komponen pakan, kemungkinan tinggi harus diteliti lagi,” sebut Setyo.
Majalah Peluang di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI