Tampilkan di aplikasi

Tak lulus SD, bisnis Sanawi beromzet Rp1,5 M

Majalah Peluang - Edisi 104
6 November 2018

Majalah Peluang - Edisi 104

Bisa baca tulis pada usia 35, kini ia juragan dengan 27 sub distributor es krim Vanesa miliknya.

Peluang
AKIBAT tidak fasih membaca dan menulis, ia sering diejek teman-temannya. Ia hanya sempat mengenyam pendidikan kelas 1 SD. Selama bertahun-tahun ia menjadi penggembala sapi milik orang lain. Itulah cara dia membantu meringankan beban keuangan keluarga. Sekaligus berbakti kepada orangtuanya.

Lelaki itu namanya Sanawi (44 tahun), asal Blora, Jawa Tengah, yang kini dikenal sebagai juragan es krim. Di usia 16 tahun ia adu nasib di Jakarta. Bersama tetangganya. Sesampai di Terminal Pulogadung, Sanawi malah ditinggal tetangganya. Ia kembali pulang ke kampung halaman. Beberapa waktu berselang, Sanawi kembali ke Jakarta. Ia jadi kuli bangunan.

“Kalau sedang tidak ada kerjaan (di bangunan), saya menawarkan jasa pengecatan ke perumahan. Setahun merantau, ia merasa tak ada peningkatan pendapatan. “Saya berpikir untuk mencari penghasilan tambahan dengan berjualan es krim,” ujarnya. Modalnya ia peroleh dari hasil pinjaman teman, Rp60.000.

Dengan sepeda, Sanawi keliling menawarkan es krim buatan salah satu produsen ternama seharga Rp1.000 setiap cone. Meskipun dia kerap diusir orangtua yang tak mau anaknya membeli es krim. Hasilnya, dia bisa mengantongi keuntungan sebesar Rp150.000 per hari.

Ia bisa membeli motor dan mengajukan pinjaman ke bank untuk membeli mobil bak terbuka sebagai penunjang usaha. Untuk belajar soal bisnis, dia berbaur dengan pengusaha es krim yang lebih dulu sukses. “Kalau mau kaya, kumpulnya dengan orang kaya, jadi ilmunya bisa tertular,” ujarnya. Sanawi mengajak temanteman yang bekerja di proyek bangunan ikut berjualan es krim.
Majalah Peluang di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI