Tampilkan di aplikasi

Jurus keluar dari middle income trap

Majalah Peluang - Edisi 108
15 Maret 2019

Majalah Peluang - Edisi 108

Kini, tinggal menanti kebijakan Pemerintah untuk memprioritaskan industri lokal daripada mengandalkan impor.

Peluang
Salah satu dampak buruk dari deindustrialisasi yang tengah berlangsung adalah terus melebarnya defisit neraca perdagangan. Data BPS per Januari 2019, defisit neraca perdagangan sebesar US$1,16 miliar atau yang terdalam sejak 2014. Alih-alih menjadi negara berpenghasilan tinggi, Indonesia kini terancam dalam perangkap negara berpenghasilan menengah (middle income trap).

Bukan hal mudah memang untuk keluar dari “jebakan batman” tersebut. Merujuk data World Bank 2012, dari 101 negara middle income pada 1960, hanya 13 negara yang berhasil mencapai penghasilan tinggi dan sebanyak 88 negara tidak bisa keluar. Contoh negara yang berhasil keluar dari jebakan tesebut adalah Korea Selatan. Negeri Ginseng itu membutuhkan waktu 15 tahun agar bisa keluar dengan membangun sektor industri atau manufaktur.

Sekadar informasi, klasifikasi negara berpenghasilan menengah merujuk pada kriteria dari World Bank (WB) yang terus diperbarui. Indonesia telah masuk dalam kelompok negara berpendapatan menengah sejak 1985. Dalam kriteria terbaru Bank Dunia yang terbit pada 1 Juli 2017, untuk mencapai negara berpenghasilan tinggi syaratnya harus memiliki Penghasilan Nasional Bruto (GNI) per kapita di atas US$ 12.235. GNI per kapita Indonesia pada 2017 tercatat sebesar US$3.540, jauh dibawah rata-rata GNI per kapita dunia sebesar US$10.371,50.

Dalam hitungan Bank Indonesia, misi Indonesia keluar dari middle income trap merupakan hal yang sangat berat, jika tidak ingin dikatakan mustahil. Sebab, hampir seluruh pakar ekonomi menyebut untuk bisa keluar dari jebakan dibutuhkan pertumbuhan ekonomi minimal 6%. Itu pun membutuhkan waktu 20 tahun dari sekarang atau sekitar 2040an. Mengutip keterangan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo beberapa waktu lalu, untuk pendapatan per kapita Indonesia bisa tumbuh di atas US$ 10.400 pada 2045 mendatang.
Majalah Peluang di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI