Tampilkan di aplikasi

Ambon manise, kejar legitimasi Kota Musik Dunia

Majalah Peluang - Edisi 113
5 Agustus 2019

Majalah Peluang - Edisi 113

Ambon telah siapkan 25 rencana kerja untuk jadi Kota Musik Dunia ke-32. Ambon Music Office bergiat membenahi lima pilar yang dipersyaratkan.

Peluang
Risalah Ambon atau Ambong (lafal lokal) berawal dari tegaknya sebuah benteng. Sekitar 1575, sejak kedatangan Portugis tahun 1513 mencari rempah-rempah, penguasa Porto mengerahkan penduduk untuk membangun Benteng Kota Laha atau Ferangi, diberi nama “Nossa Senhora da Anunciada” di Dataran Honipopu. Benteng itu direbut Belanda tahun 1605, dijadikan pusat pemerintahan kolonial dan diberi nama Victoria. Dihantam gempa, benteng rusak; direnovasi dan diberi nama Nieuw Victoria.

Di benteng inilah Ahmad Lussy (Pattimura) digantung pada 16 Desember 1817. Pahlawan Nasional Slamet Rijadi juga gugur di benteng ini dalam pertempuran melawan pasukan ‘Republik Maluku Selatan’. Sebagai pusat pariwisata—selain pusat pelabuhan, dan pendidikan—Ambon menawarkan wisata alam, budaya, bahari, juga kuliner. Mayoritas masyarakat berasal dari suku Ambon, suku setempat. Keutuhan mereka pernah diguncang kerusuhan besar dengan mengikusertakan agama seperti pada 1999. Hari jadi Ambon manise ditetapkan tanggal 7 September 1575.

Yang istimewa dari nyong Ambong adalah pertautan mereka dengan musik. Tak berlebihan pemeo bilang, ‘Dari sepuluh orang Ambon, sebelas yang bisa menyanyi’. Musik telah menjadi bagian Dioxyribo Nuclead Acid (DNA) orang-orang Ambon. Tak terpisahkan dalam keseharian. Musik itu bikin semangat. Seng ada musik seng rame, bung. “Kalaupun ada orang Ambon yang tidak bisa menyanyi dengan suara bagus, setidaknya mereka bisa membedakan suara yang lari dari titi laras alias fals,” ujar Ronny Lopies, Ketua Ambon Musik Office (AMO). Kemampuan alamiah tersebut diistilahkan Ronny “harmony by feeling” alias teknik pica suara alias intuisi untuk membagi (memecah) suara secara otomatis. Itu bukti saking menyatunya musik dalam urat nadi orang-orang Ambon.
Majalah Peluang di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI