Tampilkan di aplikasi

Margin bunga bank makin tipis

Majalah Peluang - Edisi 116
7 November 2019

Majalah Peluang - Edisi 116

Perbankan berlomba menggenjot pendapatan non bunga untuk menggenjot laba.

Peluang
Digitalisasi telah mengubah wajah perbankan. Dahulu, sumber utama pendapatan bank adalah dari marjin pendapatan bunga bersih (net interest margin/NIM). Namun kini tampaknya NIM tidak lagi menjadi andalan untuk menggemukkan pundi-pundi bank. Setidaknya hal itu terlihat dari laporan keuangan terkini per kuartal III 2019.

Bank-bank papan atas cenderung menunjukkan penurunan NIM. Sampai Q3 2019, NIM BRI sebesar 6,81%, turun dibanding periode sama 2018 yang mencapai 7,41%. Begitu pula yang dialami Mandiri dan BNI. Hanya bank BCA yang menunjukkan peningkatan NIM.

Sekadar informasi, NIM menggambarkan selisih atau spread antara suku bunga simpanan dengan suku bunga pinjaman (kredit). Bank akan membukukan NIM yang lebih besar jika, suku bunga kreditnya jauh lebih besar dibandingkan dengan suku bunga pinjaman, dan sebaliknya.

Bank Indonesia selaku regulator perbankan berusaha menurunkan suku bunga kredit maupun suku bunga deposito bank. Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 23- 24 Oktober 2019 diputuskan untuk menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 4,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 5,75%.

Dengan penurunan suku bunga acuan tersebut, artinya telah turun sebesar 100 bps sejak awal tahun. Tercatat, BI 7-Day RR bertahan di level 6% dalam jangka waktu mulai 17 Januari sampai 20 Juni 2019.
Majalah Peluang di aplikasi myedisi reader pada Android smartphone, tablet, iPhone dan iPad.
Baca selengkapnya di edisi ini

Selengkapnya
DARI EDISI INI